INI DIA TOKOH-TOKOH PENERIMA ANUGERAH BATAM MADANI TAHUN 2016

Malam Anugerah Batam Madani Tahun 2016 yang diselenggarakan bersamaan dengan Hari Jadi Kota Batam ke 187, diisi dengan memberikan penghargaan kepada sejumlah tokoh yang ikut berkiprah memajukan Kota Batam.

Penghargaan yang diberikan, diantaranya
1. Dr. Ahmad Dahlan sebagai Tokoh Sejarawan Melayu
2. Agus Sahiman SH sebagai Tokoh Birokrasi
3. Nuryanto SH., MH. sebagai Tokoh Sosial Politik
4. Haji Khairul Saleh (Tokoh NU Batam) sebagai Tokoh Agama
5. Belius Hasibuan sebagai Tokoh Masyarakat
6. Ade Parlaungan Nasution sebagai Tokoh Pendidikan
7. Raja Muhammad Zen. sebagai Tokoh Adat
8. Gusnawati sebagai Tokoh Wanita dan Sosial
9. Hamzah (pengusaha ikan) sebagai Tokoh Pengusaha

Seluruh tokoh ditetapkan melalui penilaian yang panjang dengan melihat kiprah tokoh secara langsung di tengah-tengah masyarakat.

Salah satu diantara sejumlah tokoh tersebut, Ade Parlaungan Nasution adalah Wakil Rektor I Unrika Batam yang disebutkan berjasa besar dalam mendorong generasi muda Kepri yang tinggal di hinterland bisa mencicipi pendidikan gratis di Unrika.

batam2
Puncak peringatan Hari Jadi Batam ke-187, 18 Desember 2016, kembali dihiasi acara Malam Anugerah Batam Madani. Kegiatan ini merupakan bentuk apresiasi Pemerintah Kota Batam terhadap tokoh-tokoh berbagai bidang yang sudah ikut membangun Batam selama ini yang dilaksanakan di Radisson Hotel, Sukajadi Batam

Tahun ini sembilan tokoh menerima penghargaan tersebut. Profil kesembilannya yaitu :

 

  1. Tokoh sejarawan melayu, Dr. Ahmad Dahlan

Ahmad Dahlan, lahir di Batubesar Nongsa 10 April 1954. Ayah tiga anak ini dikenal sebagai tokoh tempatan serta tokoh budayawan melayu.

Sebagai budayawan melayu, doktor lulusan University of Malaya ini juga aktif menjadi pembicara pada acara-acara bertemakan melayu. Pada tahun 2011 Ahmad Dahlan mendapatkan penghargaan dari Majelis Pusat Singapura atas komitmennya melestarikan dan memelihara tradisi melayu di tengah derasnya gerusan arus modernisasi saat ini.

Atas sumbangsihnya terhadap kemajuan dan membina hubungan baik antara Batam dan Melaka yang begitu cemerlang sejak tahun 2008 hingga sekarang, Ahmad Dahlan menerima Penganugerahan Darjah Pangkuan Seri Melaka yang diberikan Tuan Yang Terutama Yang Di-Pertuan Negeri Malaka Tun Datuk Sri Utama Mohd Khalil bin Yaakob pada akhir 2015 lalu.

Mantan Walikota Batam ini menorehkan karya dalam seni dan budaya melayu melalui buku sejarah melayu. Buku ini berisi sejarah masa lalu Kepulauan Riau pada kejayaan gemilang yang merupakan embrio melayu.

Sejarah melayu ini ditulis karena adanya kecemasan terhadap generasi muda melayu yang tidak mengetahui akan sejarah dan jati diri sebagai orang melayu. Karena dirasanya buku dan literatur melayu sangat minim di Indonesia.

 

  1. Tokoh birokrasi, Agussahiman, SH

 

Pria berdarah melayu tulen kelahiran Pekanbaru 23 November 1960 merupakan sosok birokrat sejati di lingkungan Pemerintah Kota Batam. Agussahiman merupakan lulusan hukum perdata Universitas Islam Riau. Anak dari pasangan Tengku H Abu Bakar dan Hadinah ini meniti karir sebagai PNS sejak tahun 1985.

Kariernya terus menanjak dengan menduduki beberapa jabatan seperti Kasubbag Pengendalian Program pada Pemerintah Kodya Batam, Pjs Kepala Bagian Pembangunan pada Pemerintah Kodya Batam, Kepala Kantor Catatan Sipil Kodya Batam, Pj Inspektur Daerah Kota Batam dan Kepala Dispenda Kota Batam. Saat ini, Agussahiman menduduki jabatan tertinggi sebagai birokrat di Pemko Batam yakni Sekretaris Daerah.

Hampir 10 tahun menduduki jabatan Sekda, Agussahiman dikenal sebagai pejabat yang santun dan ramah. Namun demikian, Agussahiman juga tegas pada bawahannya. Agussahiman mengepalai tim sapu bersih Pemerintah Kota Batam. Tim ini membersihkan segala bentuk pelayanan publik dari praktek pungutan liar (pungli). Tidak hanya pada dinas yang bersentuhan dengan masyarakat, melainkan akan berlaku untuk semua dinas di lingkungan Pemko Batam, termasuk di sekolah-sekolah.

Agussahiman juga mengepalai tim sembilan yang bertugas mengevaluasi proyek reklamasi yang masih berlangsung.

Ayah tiga puteri ini juga pernah menjabat Pelaksana Harian Walikota Batam setelah habis masa kepemimpinan Ahmad Dahlan pada 1 Maret 2016. Agussahiman ditunjuk menjadi Plh menunggu pasangan Walikota dan Wakil Walikota Batam, Muhammad Rudi-Amsakar Achmad dilantik pada 14 Maret 2016.

 

  1. Tokoh sosial politik, Nuryanto, SH, MH

Sosok Nuryanto merupakan figur yang sudah lama dikenal masyarakat Batam. Berbekal kecintaan berorganisasi, berkumpul, dan bersilaturahmi membawanya aktif dalam berbagai organisasi seperti GP Ansor dan Banser NU.

Dalam kegiatan sosial politiknya, Nuryanto banyak belajar dari rakyat kecil dan komunitasnya seperti toleransi, tolong menolong dan kerendahan hati. Pelajaran lain seperti ketulusan dan menghargai orang lain sangat dijunjung dalam sikap kesehariannya.

Memulai karir politik sejak tahun 1999 berbekal kedekatan dengan rakyat, Nuryanto dipercaya untuk maju menjadi wakil rakyat dalam pemilihan legislatif 2009-2014. Modal hubungan yang baik dalam berorganisasi dan kemasyarakatan memuluskannya untuk menjadi anggota dewan selama dua periode. Di periode keduanya, pria yang akrab disapa Cak Nur ini menduduki jabatan Ketua DPRD Kota Batam.

Sebagai penerima Anugerah Batam Madani, Cak Nur mengajak seluruh lapisan masyarakat batam untuk berjuang sesuai porsinya menuju Batam yang maju, toleransi, saling menghormati satu sama lain dan bersatu dalam mewujudkan Batam yang sejahtera bersama.

 

  1. Tokoh agama, H. Khairul Saleh

Ketua pengurus cabang Nahdlatul Ulama (NU) Kota Batam ini telah lama aktif di kepengurusan organisasi yang mempunyai 300 ribu anggota tersebut. Sebelum menjabat ketua, pria dengan latar belakang pengusaha perkapalan ini menjabat sebagai bendahara pengurus cabang NU Kota Batam.

Sebagai tokoh agama, pria kelahiran Lingga 61 tahun silam sangat mengerti kondisi keagamaan khususnya islam di Batam. Perbaikan akhlak generasi muda merupakan hal yang dianggapnya penting dalam kehidupan beragama di Batam. Tujuannya menempatkan anak-anak pada pendidikan yang tepat.

Demi meningkatkan pendidikan khususnya keislaman, ayah enam anak ini mendirikan pondok pesantren Al Barkah di Dapur 12 dan Sungai Panas. Selain itu, Khairul juga mendirikan Yayasan Nurul Jadid yang merupakan pusat pendidikan SD, SMP, dan SMA di Bengkong yang saat ini memiliki 600 murid.

Khairul juga aktif sebagai anggota forum komunikasi umat beragama (FKUB) Batam. Bersama pemuka agama lainnya di Batam senantiasa menjaga kerukunan masyarakat yang mempunyai latar belakang keagamaan yang majemuk.

 

  1. Tokoh masyarakat, Beleus Hasibuan

Lahir di Porsea, Tapanuli Utara pada 18 Mei 1942. Ia memulai karirnya datang ke Batam sebagai anggota korps komando operasi Angkatan Laut atau yang saat ini dikenal dengan korps marinir pada tahun 1964. Sebagai pendatang dan tokoh masyarakat di Batam, ia selalu mengajak seluruh masyarakat untuk saling menghargai dan menghormati serta menjalin hubungan erat dengan masyarakat tempatan yang memegang norma kebudayaan melayu. Saat ini ia diamanahkan menjadi Staf Khusus Bidang Ketenagakerjaan Gubernur Kepulauan Riau dan berkecimpung di berbagai bidang usaha.

 

  1. Tokoh pendidikan, Ade Parlaungan Nasution, SE, M.Si

Merupakan tokoh pendidikan khususnya pendidikan tinggi di Batam. Kecintaannya pada dunia pendidikan berharap semua warga Batam khususnya masyarakat tempatan dapat menempuh pendidikan tinggi di perguruan tinggi.

Tokoh yang merupakan Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Riau Kepulauan (Unrika) Batam ini merupakan penggagas beasiswa untuk masyarakat pulau kerjasama Unrika dengan Pemerintah Kota Batam. Berkat pemikirannya, setiap tahun, masyarakat hinterland Batam dapat merasakan kuliah dengan biaya gratis di Unrika.

Biaya kuliah yang mahal merupakan landasannya mengembangkan program beasiswa ini. Bahkan di tahun 2017 beasiswa ini juga akan meluas untuk masyarakat di kabupaten lain di Provinsi Kepulauan Riau.

Pria yang hobi bersepeda ini berharap pendidikan di Batam khususnya pendidikan tinggi bisa merata bagi masyarakat Batam. Ia berharap semua masyarakat khususnya anak-anak calon penerus bangsa bisa berkuliah. Karena pendidikan bisa membebaskan dari kemiskinan.

 

  1. Tokoh adat, Raja Muhammad Zen

Lahir 13 Maret 1954. Pria asli Tanjunguma ini sangat mencintai adat dan budaya melayu yang memang sudah mengakar dalam keluarga.

Berpantun merupakan hobi sekaligus caranya berkomunikasi. Selain itu, syair melayu banyak dihapalnya dan kata-kata bijak dalam syair tersebut senantiasa diingatnya menjadi pedoman hidup.

Terlahir dan besar di keluarga pemangku adat melayu Batam, ia berharap tradisi dan adat melayu tetap dijunjung di Batam. Moto hidupnya, di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung ditujukan pada semua masyarakat Batam baik masyarakat asli maupun pendatang.

Tradisi melayu sangat kental dalam upacara perkawinan. Pria lima anak dan sembilan cucu ini sering diundang untuk memimpin upacara perwakinan adat melayu. Selain pandai berpantun dan bersyair, ia pun mahir membuat makanan khas melayu yang merupakan hidangan wajib dalam upacara perkawinan adat melayu.

Kepiawaiannya dalam memimpin apacara adat melayu dalam perkawinan sudah tersohor di masyarakat Batam. Bahkan masyarakat pendatang pun kini sering melakukan perkawinan dengan adat melayu yang dipimpin Raja Muhammad Zen.

 

  1. Tokoh wanita dan sosial, Gusnawati

Berawal dari kecintaannya terhadap perjuangan kaum perempuan, wanita kelahiran Batusangkar Sumatera Barat 5 Agustus 1956 ini  memilih terjun di bidang kebidanan. Tingginya angka kematian bayi membuatnya tergerak untuk menyelamatkan ibu dan bayi melalui persalinan.

Perempuan yang akrab disapa bunda ini menjabat Ketua Ikatan Bidan Indonesia Kota Batam selama dua periode. Selain itu, ia juga menjabat Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (Iwapi) Batam. Selain penggiat kesehatan, Gusnawati juga aktif dalam membantu wanita batam untuk menjadi wirausahawati.

Pemilik rumah sakit Harapan Bunda di Batam ini memulai karirnya menjadi bidan di Rumah Sakit Otorita Batam kemudian bergabung di klinik Pertamina. Berkat dukungan sang suami Henry Minit, ia memulai membuka klinik bersalin Restu Ibu dan Harapan Bunda yang merupakan rumah sakit swasta pertama di Batam.

Motonya adalah melayani yang sakit bagaikan raja. Pelayanan yang prima selalu dikedepankan dan diterapkan kepada para pegawainya menjadikannya seorang wanita dan pengusaha yang disegani.

Tak hanya para bidan, organisasi Iwapi yang dipimpinnya juga mengajak para wanita di Batam untuk mulai berwirausaha, membantu ekonomi keluarga dan meningkatkan taraf hidupnya. Impiannya, para wanita bisa berkarya dan mampu menciptakan lapangan kerja serta berguna di masyarakat.

 

  1. Tokoh pengusaha, Hamzah

Lahir di Bulang 14 April 1956. Bapak yang mengawali karirnya sebagai nelayan ini, kini dikenal sebagai pengusaha tempat penitipan ikan di kawasan Sagulung.

Berawal dari rasa tertekan dengan ulah tengkulak, Hamzah berniat membantu para nelayan yang kesulitan. Dengan keseriusan dan katekunan, akhirnya tempat penitipan ikan miliknya menjadi titik terang bagi nelayan Batam.

Saat ini, para nelayan menitipkan ikan pada pria tujuh anak ini dan hasilnya dijual ke Singapura. Para nelayan mendapatkan kepastian harga tanpa ada monopoli dan ia mendapatkan imbalan dari jasa mengirimkan ikan menggunakan dua kapal miliknya.

Para pelanggannya di Singapura pun puas dengan ikan hasil tangkapan nelayan Batam. Ikan yang segar dengan kualitas yang baik selalu dijaga para nelayan dibawah binaan Hamzah.

Hamzah mengaku puas dengan kerja kerasnya, karena akhirnya nelayan diBatam bisa hidup lebih baik daripada sebelumnya. Ketekunan dan keyakinan adalah modal pria asli Bulang Kebam ini merintis usahanya selama 20 tahun ini.

Berkat usahanya, masa depan nelayan Batam lebih cerah dan nelayan batam kini bebas dari sistem tengkulak. Harapannya, usaha yang membesarkan namanya ini bisa meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan para nelayan di Batam.

Sumber : http://mediacenter.batam.go.id/berita-inilah-profil-penerima-penghargaan-anugerah-batam-madani-.html, http://www.gerak-an.com/2016/12/19/inspirator/ini-dia-tokoh-tokoh-anugerah-batam-madani/