PERBEDAAN PANDANGAN DALAM PERUBAHAN SOSIAL

Pada dasarnya, dalam berbagai ideologi ataupun kepercayaan terdapat perbedaan pola pikir untuk menjalankan ideologi ataupun kepercayaan itu pada tataran pelaksanaannya. Sebut saja ideologi liberal atau kapitalis, sudut pandang terhadap ideologi ini bermacam-macam. Ada yang melaksanakannya secara evolusi dan ada yang secara revolusi. Para pengikut ideologi atau mahzab kapitalis pun terpecah, dan menganggap cara mereka masing-masing adalah terbaik.

Penerapan teori kapitalis liberal misalnya, di berbagai negara berbeda metode pelaksanaannya, ada yang murni namun ada pula yang mengkombinasikan dengan metode lain. Di Indonesia misalnya, penerapan sistem kapitalis liberal pada struktur ekonominya di kombinasikan dengan sistem sosialis. Sementara dinegara lain, penerapan Sistem kapitalis Liberal bisa saja secara murni namun banyak juga yang dikombinasikan dengan sistem lainnya. Diantaranya yang unik adalah China, Vietnam dan negara-negara Amerika Latin.

Demikian juga ideologi Sosialis, pada dasarnya juga terpecah pada pola sudut pandang cara untuk mencapai hasil yang diinginkan ideologi Sosialis tersebut, dalam sejarah kita mengetahui bahwa setelah Revolusi Bolshevik pada tahun 1917, pemimpin-pemimpin mereka terpecah dalam menyikapi bagaimana ideologi ini dijalankan. Dalam sejarah kita mengetahui bahwa terdapt konflik yang tajam antara  Kubu Lenin, Trotsky dan Stalin dalam hal penerapan ideologi Sosialis di Uni Sovyet.

Secara umum, perbedaan pandangan tersebut dibagi menjadi 2 yaitu pandangan konservatif dan pandangan progresif meskipun dalam pelaksanaannya nanti akan muncul jalan tengah yang memadukan ke dua sudut pandang tadi yaitu kelompok yang berpandangan Moderat.

Kaum progresif adalah kaum yang memandang ke depan dan dengan hasrat untuk mengganti tradisi lama dengan tradisi yang betul-betul baru dengan semboyan “mari kita lakukan  sesuatu yang baru” atau “ mari kita memperbaiki ini semua. pemikirannya kaum progresif berorientasi ke masa depan atau future oriented terkait dengan dinamika dan perubahan yang berlangsung dalam masyarakat. Orang yang bersikap demikian biasanya dapat menyesuaikan diri dengan perubahan.

Sedangkan kaum konservatif adalah kaum yang selalu memandang kebelakang, memuja keberhasilan-keberhasilan yang pernah dicapai dahulu  dan suatu sikap yang berusaha mempertahankan status quo, keadaan, kebiasaan (habit), dan tradisi yang berlaku dalam masyarakatnya yang biasanya dengan semboyan “ cara-cara kuno dan terdahulu adalah yang terbaik” atau “ jika tidak rusak, tak perlu diperbaiki. Kaum konservatif karena adanya penyesuaian terhadap perubahan sosial budaya, masih berupaya mempertahankan pola lama, yang telah menjadi tradisi dengan menghindarkannya dari kerusakan dan sikap masa bodoh, sesudah datang perubahan dan pembaharuan.

Namun demikian, Konflik abadi  diantara kaum progresif dan kaum konservatif telah merubah sudut pandang dan sikap seseorang terhadap perubahan-perubahan sosial, politik, ekonomi, budaya dan aspek lainnya dalam kehidupan manusia. Mungkin betul apa yang sering disebutkan oleh orang bijak : bahwa untuk mencapai tatanan yang lebih baik dan untuk mencapai kedamaian memang harus terlebih dahulu harus ada dengan apa yang disebut dengan “perang”. Bukankan keadaan saat ini di seluruh dunia adalah hasil pertempuran baik fisik mapun pemikiran dari masa-masa sebelumnya ?.

Tentu saja perbedaan pandangan ini tidak hanya berlaku pada tataran negara, tetapi juga berlaku pada kelompok bahkan individual-individual manusia dalam kehidupannya. Kelompok atau bisa disebut kesukuan atau klan, bisa saja secara sterotif mempunyai pandangan yang berbeda dengan kelompok lainnya. Sebagai contoh pandangan tentang etos kerja, tentang gender ataupun tentang perkawinan. Di Indonesia, secara streotif kesukuan bisa kita lihat dari sistem garis keturunan (patrilineal atau matrilineal, atau yang memadukan keduanya),  Sudut pandang terhadap perempuan misalnya, akan sangat berbeda jika dibandingkan antara masyarakat suku patrilineal dan masyarakat suku matrilineal, belum lagi masyarakat suku berdasarkan data-data demografis yang diindonesia sangat beragam.

Contoh yang paling tepat dan menarik adalah tentang persoalan siapa yang memegang tampuk kekuasaan di Amerika Serikat. Secara  garis besar partai di Amerika serikat dibagi 2  yaitu partai Republik dengan pandangan konservatifnya dan Partai Demokrat dengan pandangan Liberal progressifnya. Tampuk kekuasaan dipegang silih berganti oleh kedua pandangan ini dalam memerintah Amerika Serikat. Partai Republik yang konservatif misalnya lebih mengutamakan kekuatan dalam negeri, mendukung hukuman mati, kebijakan yang anti imigrasi serta perlakuan pajak untuk semua.

Sedangkan partai Demokrat malah sebaliknya. Kebijakan mereka lebih senang mengadakan kemitraan dengan negara lain dan paling penting adalah pajak progresif yang ditujukan pada orang-orang kaya (biasanya para pendukung partai Republik) di amerika yang justru sangat dibenci oleh kubu Republik.

Amerika Serikat sebagai negara super power yang menjadi rujukan, mitra dan sekaligus lawan bagi bangsa lainnya, kebijakan luar negerinya tergantung pada presiden nya dari partai apa dan ini bisa merubah tatanan dunia baik tatanan ekonomi, keamanan dan sosial budaya bagi bangsa-bangsa lain secara internasional. Timbul dugaan sementara bahwa di era presiden yang berasal dari Partai Republik, akan mengarah kepada proteksi ekonomi, persaingan antar kawasan, kebencian versi agama dan kebudayaan dan ujung-ujungnya adalah penyerbuan ke suatu negara yang dianggap oleh Amerika sebagai musuh yang harus dihancurkan untuk stabilitas dalam negeri Amerika Serikat.

Demikian di Indonesia pada masa perjuangan kemerdekaan yang juga terbagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok tua yang konservatif dan kelompok anak muda yang progresif. Proses terjadinya kemerdekan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 adalah desakan kelompok muda yang progressif, yang memaksa dan menculik bung Karno untuk segara memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, yang menurut pandangan Kaum tua harus menunggu persetujuan dari Belanda terlebih dahulu dengan proses yang hati-hati dan dengan proses diplomasi. Padahal dalam benak kelompuk tua yang konservatif, kemerdekaan yang akan disetujui dan dijanjikan oleh belanda mungkin akan secara damai dan berupaya mendapatkan berbagai kompensasi dan bebas dari konflik internasional.

Perbedaan sudut pandang pandang ini adalah hal yang lumrah, karena bagi individu sudut pandang ini dipengaruhi oleh latar belakang masing-masing individu berdasarkan nilai budaya dan agama yang dianutnya, latar belakang ekonomi, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan dan variabel lannya yangt membentuk persepsi individu. Perbedaan ini justru akan, menurut Kar Marx, akan membuat berbagai sistesa pemikiran sehingga suatu ideologi, teori atau pandangan dapat menjadi lebih baik dalam tataran kehidupan manusia.