Kebijakan hilirisasi sumber daya alam (SDA) di Indonesia telah muncul sebagai strategi ekonomi utama yang dirancang untuk mencapai tujuan ganda: substitusi impor dan peningkatan ekspor. Kebijakan ini, yang terutama diimplementasikan melalui larangan ekspor bahan mentah dan pembangunan industri pengolahan domestik, telah menunjukkan keberhasilan yang terukur dalam meningkatkan nilai tambah produk dan menciptakan surplus neraca perdagangan yang konsisten. Keberhasilan yang paling menonjol terlihat pada sektor nikel, di mana nilai ekspor produk hilir meningkat pesat.

Namun, laporan ini menunjukkan bahwa di balik metrik keberhasilan tersebut, terdapat tantangan signifikan yang memerlukan perhatian mendalam. Terdapat kesenjangan kritis antara laju investasi industri dan kesiapan infrastruktur logistik, yang menciptakan hambatan struktural. Selain itu, kebijakan ini menimbulkan isu lingkungan dan sosial yang kompleks, termasuk masalah polusi dan ketimpangan di tingkat lokal. Kebijakan hilirisasi juga menciptakan ketergantungan baru pada investasi dari satu negara, yaitu Tiongkok, yang berpotensi menimbulkan risiko geopolitik dan kerentanan pasar. Laporan ini merekomendasikan penguatan infrastruktur penunjang, diversifikasi sumber investasi, integrasi aspek keberlanjutan lingkungan dan sosial, serta optimalisasi pemanfaatan Devisa Hasil Ekspor (DHE) untuk menopang ketahanan ekonomi nasional.

Pendahuluan

Sebagai salah satu negara dengan kekayaan SDA terbesar di dunia, Indonesia memiliki posisi strategis dalam perdagangan global. Sejak era kolonial, pola ekonomi Indonesia secara historis berpusat pada ekspor komoditas mentah dengan nilai tambah yang rendah, sebuah model yang membuat perekonomian rentan terhadap fluktuasi harga global dan ketergantungan pada pasar eksternal. Untuk mengatasi kelemahan struktural ini, pemerintah telah mengimplementasikan kebijakan hilirisasi sebagai kunci untuk mentransformasi struktur ekonomi, meningkatkan nilai tambah produk, dan mencapai kemandirian.

Laporan ini bertujuan untuk menganalisis secara komprehensif implementasi kebijakan hilirisasi SDA. Analisis tidak hanya berfokus pada keberhasilan ekonomi yang diklaim oleh pemerintah, tetapi juga menggali tantangan, risiko, dan implikasi yang lebih luas dari kebijakan ini. Dengan menggabungkan data kuantitatif, studi kasus, dan perspektif kritis dari berbagai pihak, laporan ini berupaya memberikan gambaran yang seimbang dan bernuansa, sesuai dengan tuntutan analisis tingkat ahli.

Landasan Konseptual dan Kebijakan Strategis

Konsep Strategi Ganda: Substitusi Impor dan Promosi Ekspor

Secara tradisional, substitusi impor dan promosi ekspor sering kali dipandang sebagai strategi ekonomi yang berlawanan. Substitusi impor (SI) adalah kebijakan proteksionis yang bertujuan menggantikan impor produk asing dengan produksi domestik, dengan tujuan mengurangi ketergantungan pada pasar luar negeri dan memperkuat industri lokal. Sebaliknya, promosi ekspor merupakan upaya sistematis untuk meningkatkan volume dan nilai barang yang dijual ke pasar internasional.

Dalam konteks kebijakan hilirisasi SDA, kedua strategi ini diintegrasikan secara sinergis. Hilirisasi SDA bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik (sebagai bentuk substitusi impor) sekaligus meningkatkan daya saing produk di pasar global (sebagai bentuk promosi ekspor). Hal ini memungkinkan Indonesia untuk mengolah kekayaan alamnya sendiri, menciptakan produk dengan nilai jual yang jauh lebih tinggi, dan pada akhirnya memperkuat posisi tawar dalam perdagangan global.

Hilirisasi SDA sebagai Mesin Ganda Pertumbuhan Ekonomi

Hilirisasi industri didefinisikan sebagai proses pengolahan bahan baku mentah menjadi produk setengah jadi atau produk jadi dengan nilai tambah yang lebih tinggi. Contoh konkret dari peningkatan nilai tambah ini terlihat jelas pada komoditas bauksit. Bijih bauksit mentah yang hanya bernilai sekitar USD 30 per ton dapat diolah menjadi alumina, yang memiliki nilai USD 380 per ton, dan kemudian menjadi aluminium dengan nilai mencapai USD 2,200 per ton. Transformasi nilai ini adalah esensi dari kebijakan hilirisasi. Pemerintah secara konsisten menegaskan visi untuk menjadikan Indonesia sebagai negara industri maju melalui hilirisasi. Presiden Joko Widodo menyebut hilirisasi sebagai “kunci” untuk meningkatkan ekonomi nasional secara signifikan.

Kerangka Regulasi Utama

Strategi hilirisasi didukung oleh dua kerangka regulasi utama. Yang pertama adalah larangan ekspor bijih mentah. Pelarangan ekspor nikel sejak Januari 2020 adalah contoh kebijakan katalisator yang memaksa pembangunan smelter dan industri pengolahan di dalam negeri.

Kedua, Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 36 Tahun 2023 tentang Devisa Hasil Ekspor (DHE) SDA. Regulasi ini mewajibkan eksportir untuk menempatkan minimal 30% dari DHE SDA mereka ke dalam sistem keuangan domestik selama minimal tiga bulan, jika nilai ekspornya minimal USD 250,000 per dokumen. Tujuan dari kebijakan ini adalah untuk meningkatkan likuiditas valuta asing di dalam negeri, memperkuat ketahanan ekonomi, dan secara tidak langsung mempercepat hilirisasi industri.

Dampak Ekonomi dan Kinerja Realisasi

Kebijakan hilirisasi telah membuahkan hasil yang signifikan, terlihat dari berbagai indikator makroekonomi dan realisasi investasi.

Peningkatan Nilai Ekspor dan Transformasi Komoditas

Sektor nikel menjadi kisah sukses utama dalam narasi hilirisasi. Nilai ekspor produk nikel mengalami lonjakan dramatis dari USD 1,1 miliar sebelum kebijakan larangan ekspor bijih mentah menjadi USD 30-33 miliar pada tahun 2022 , dan bahkan mencapai USD 33,81 miliar pada tahun 2022. Transformasi ini menunjukkan pergeseran nyata dari ekspor bahan mentah ke produk olahan bernilai tinggi.

Secara keseluruhan, industri pengolahan kini menjadi pendorong utama kinerja ekspor non-migas Indonesia. Pada Semester I 2025, ekspor dari sektor ini melonjak sebesar 16,57% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan ini berperan krusial dalam pertumbuhan ekspor non-migas secara keseluruhan yang tercatat sebesar 8,96%.

Meskipun demikian, data menunjukkan adanya volatilitas bulanan pada beberapa komoditas. Berdasarkan data BPS, pada Desember 2024, nilai ekspor nikel dan barang daripadanya mengalami penurunan sebesar 20,48% dibandingkan bulan sebelumnya, sementara ekspor besi dan baja turun 1,14%. Penurunan ini dipicu oleh berbagai faktor, termasuk melimpahnya pasokan di pasar global.

Dampak pada Neraca Perdagangan dan Devisa

Hilirisasi SDA diklaim sebagai faktor kunci di balik konsistensi surplus neraca perdagangan Indonesia, yang tercatat selama 44 bulan berturut-turut hingga Desember 2023. Kinerja ini didukung oleh peningkatan ekspor produk hilir yang menciptakan surplus pada neraca non-migas dan secara signifikan berkontribusi pada peningkatan cadangan devisa.

Realisasi Investasi dan Pertumbuhan Industri

Kebijakan hilirisasi telah berhasil menarik investasi dalam jumlah besar. Sepanjang tahun 2023, realisasi investasi di sektor hilir mencapai Rp 375,4 triliun, yang merupakan 26,5% dari total investasi nasional. Angka ini terus meningkat menjadi Rp 407,8 triliun pada tahun 2024. Investasi terbesar (Rp 216,8 triliun) berada di sektor smelter mineral, dengan nikel mendominasi senilai Rp 136,6 triliun.

Pembangunan industri ini juga berdampak pada penciptaan lapangan kerja. Smelter di kawasan industri seperti Weda Bay, Obi, Morowali, dan Konawe telah menyerap puluhan ribu tenaga kerja. Selain itu, aktivitas ini menstimulasi pertumbuhan industri terkait dan ekonomi mikro di sekitarnya.

Tabel Data Kinerja Ekonomi

Tabel berikut menyajikan data terperinci mengenai kinerja ekspor dan investasi, yang memberikan gambaran lebih jelas tentang dampak kebijakan hilirisasi.

Tabel 1: Tren Nilai Ekspor Non-Migas Komoditas Utama (Desember 2024)

Komoditas (HS 2 Digit) Nilai Ekspor Desember 2024 (USD juta) Penurunan (%) Dibanding November 2024
Mesin & Peralatan Mekanis 573,8 -26,38%
Nikel & Barang Daripadanya 798,4 -20,48%
Lemak & Minyak Nabati/Hewani 2639,1 -2,84%
Besi & Baja 2372,2 -1,14%
Mesin & Peralatan Elektrik 1488,4 -1,03%
Alas Kaki 628,4 -9,24%

Tabel 2: Realisasi Investasi Hilirisasi di Indonesia (Januari-Desember 2023)

Sektor Hilirisasi Nilai Investasi (Rp Triliun) Persentase dari Total
Total Investasi Hilir 375,4 26,5%
– Smelter Mineral 216,8 15,3%
— Nikel 136,6 9,6%
— Tembaga 70,5 5,0%
— Bauksit 9,7 0,7%
– Petrokimia (Migas) 46,3 3,3%
– Kehutanan 51,8 3,7%
– Pertanian 50,8 3,6%
– Kendaraan Listrik 9,7 0,7%

Sumber: Kementerian Investasi/BKPM

Tabel 3: Kinerja Ekspor Non-Migas Indonesia Berdasarkan Sektor (Semester I 2025)

Sektor Nilai Ekspor Jan-Juni 2025 (USD miliar) Kenaikan (%) Dibanding Jan-Juni 2024
Total Ekspor Non-Migas 128,39 +8,96%
– Industri Pengolahan +16,57%
– Pertanian, Kehutanan & Perikanan +49,77%
– Pertambangan & Lainnya -25,21%

Sumber: BPS

Studi Kasus: Potret Kebijakan dalam Praktik

Studi Kasus Nikel

Keberhasilan hilirisasi nikel didukung oleh pembangunan infrastruktur masif. Hingga Maret 2024, tercatat total 44 smelter nikel telah beroperasi, dengan tambahan 21 smelter yang masih dalam tahap konstruksi. Pembangunan ini merupakan respons langsung terhadap regulasi Undang-Undang Pertambangan No. 4 Tahun 2009 yang diamandemen oleh UU No. 3 Tahun 2020, yang mewajibkan pengolahan mineral di dalam negeri.

Namun, lonjakan produksi produk olahan nikel ini memicu serangkaian konsekuensi di pasar global. Peningkatan pasokan yang masif dari Indonesia menyebabkan kelebihan pasokan global (oversupply), karena pertumbuhan permintaan tidak cukup untuk menyerap volume yang membanjiri pasar. Akibatnya, harga nikel global anjlok hingga 40% pada tahun 2023 hingga awal 2024, mencapai level terendah dalam dua tahun terakhir.

Fenomena ini menunjukkan sebuah hubungan sebab-akibat yang signifikan. Kebijakan larangan ekspor bijih mentah, yang sukses mendorong investasi smelter, secara langsung menyebabkan peningkatan produksi produk olahan dalam volume besar. Penawaran yang melebihi permintaan di pasar global kemudian menyebabkan harga komoditas tertekan. Meskipun produsen di Indonesia diklaim lebih tangguh menghadapi penurunan harga karena biaya produksi yang lebih rendah , dinamika ini memicu ketegangan perdagangan internasional, termasuk gugatan dari Uni Eropa terhadap kebijakan Indonesia.

Studi Kasus Bauksit

Studi kasus lain yang sedang berjalan adalah hilirisasi bauksit. Proyek ini bertujuan untuk membangun industri aluminium terintegrasi dari hulu ke hilir. Dengan larangan ekspor bijih bauksit, pemerintah berupaya mengurangi ketergantungan pada impor aluminium, yang saat ini mencakup 56% dari total kebutuhan nasional. Proyek unggulan dalam upaya ini adalah pembangunan Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, yang dikelola oleh PT Borneo Alumina Indonesia. Dengan investasi senilai Rp 16 triliun, proyek ini diharapkan mampu menghemat devisa sebesar USD 3,5 miliar per tahun dan menandai babak baru industrialisasi Indonesia.

Tantangan, Risiko, dan Analisis Kritis

Keberhasilan kuantitatif kebijakan hilirisasi tidak luput dari berbagai tantangan, risiko, dan kritik.

Kesenjangan Infrastruktur

Analisis menunjukkan bahwa di balik lonjakan volume produksi, terdapat sebuah “paradoks pembangunan” yang krusial. Keberhasilan hilirisasi tidak diimbangi oleh kesiapan infrastruktur penunjang, terutama di sektor logistik. Kesenjangan ini menciptakan “defisit daya saing struktural” dan “krisis konektivitas” yang menjadi hambatan serius dalam rantai pasokan. Sebagai contoh, industri kelapa sawit di Kalimantan Timur menghadapi kendala serupa di mana infrastruktur yang tidak memadai menghambat pembangunan industri hilir karena investor meragukan profitabilitas yang tipis.

Isu Lingkungan dan Sosial

Proses hilirisasi, terutama pada sektor pertambangan, menimbulkan dampak lingkungan dan sosial yang signifikan. Proses pengolahan nikel, khususnya dengan teknologi High-Pressure Acid Leaching (HPAL), menghasilkan limbah dan polusi yang dapat mencemari sungai, danau, dan laut dengan logam berat. Ada kekhawatiran serius mengenai pembuangan limbah HPAL di wilayah yang rawan gempa, seperti Sesar Palu-Koro di Sulawesi.

Secara sosial, hilirisasi dapat memperburuk ketimpangan ekonomi. Masyarakat lokal, khususnya petani dan nelayan, sering kali kehilangan lahan dan mata pencaharian mereka akibat aktivitas pertambangan dan pembangunan industri, sering kali dengan masalah ganti rugi yang tidak adil. Penyerapan tenaga kerja cenderung hanya menguntungkan mereka yang memiliki keterampilan di bidang pertambangan, sehingga masyarakat lokal yang tidak memiliki keterampilan tersebut menghadapi kesulitan untuk mendapatkan akses terhadap peluang ekonomi baru.

Dependensi dan Kerentanan Pasar

Analisis menunjukkan bahwa keberhasilan hilirisasi dalam menarik investasi, khususnya di sektor nikel, sangat didominasi oleh satu negara, yaitu Tiongkok. Hal ini menimbulkan ketergantungan baru dan risiko geopolitik, yang berpotensi berlawanan dengan tujuan diversifikasi ekonomi nasional.

Dari perspektif eksternal, laporan dari Bank Dunia mengkritik strategi proteksionisme seperti substitusi impor. Penelitian mereka di Indonesia menunjukkan bahwa proteksionisme sering kali tidak efektif dan dapat merugikan produsen domestik dan daya saing internasional. Laporan tersebut menekankan bahwa prasyarat untuk pengembangan industri yang berkelanjutan adalah mempertahankan rezim perdagangan dan investasi yang terbuka. Ini menunjukkan bahwa hilirisasi, dalam praktiknya, bukanlah solusi ajaib, tetapi merupakan pertukaran antara risiko volatilitas harga komoditas dengan risiko geopolitik dan ketergantungan investasi.

Rekomendasi Strategis dan Prospek Masa Depan

Untuk menjamin keberlanjutan kebijakan hilirisasi, diperlukan pendekatan yang lebih komprehensif dan terintegrasi.

  • Penguatan Fondasi Kebijakan: Pemerintah perlu menyederhanakan birokrasi dan regulasi yang rumit. Penting untuk memastikan kebijakan investasi antara pusat dan daerah selaras untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif. Memberikan kepastian regulasi dan insentif fiskal yang konsisten juga akan menarik investasi dari berbagai sumber.
  • Optimalisasi Pemanfaatan DHE SDA: Pemerintah perlu merumuskan kebijakan yang lebih spesifik untuk mengalokasikan dana DHE SDA yang terkumpul secara strategis. Dana ini dapat dialokasikan untuk proyek-proyek yang mendukung hilirisasi tahap lanjut, seperti pembangunan infrastruktur logistik yang krusial dan investasi dalam riset teknologi domestik.
  • Pendekatan Pembangunan yang Berkelanjutan: Dampak negatif lingkungan dan sosial harus dimitigasi secara serius. Ini mencakup penerapan praktik pertambangan yang baik (Good Mining Practices), penegakan standar pengelolaan limbah yang ketat, dan transisi menuju sumber energi bersih untuk industri yang padat energi. Selain itu, investasi dalam pendidikan vokasi dan pelatihan harus ditingkatkan untuk memberdayakan tenaga kerja lokal, memastikan bahwa manfaat ekonomi dari hilirisasi dapat dinikmati secara lebih merata.
  • Diversifikasi Kemitraan Investasi: Indonesia harus aktif menciptakan strategi untuk menarik investor dari negara-negara lain selain Tiongkok, seperti dari Eropa, Australia, dan Amerika. Hal ini akan mengurangi ketergantungan pada satu negara dan memperkuat ketahanan ekonomi nasional dalam jangka panjang.

Kesimpulan

Hilirisasi SDA di Indonesia adalah strategi ambisius yang telah berhasil mentransformasi struktur ekspor dan menarik investasi besar, memberikan kontribusi signifikan pada pertumbuhan ekonomi dan neraca perdagangan. Namun, keberhasilan ini disertai dengan tantangan struktural dan risiko yang mendalam. Kesenjangan infrastruktur, isu lingkungan dan sosial, serta ketergantungan pada investasi asing yang terkonsentrasi adalah masalah yang memerlukan resolusi.

Transformasi dari eksportir bahan mentah menjadi negara industri tidak hanya membutuhkan pembangunan smelter secara masif, tetapi juga investasi yang setara dalam infrastruktur logistik, sumber daya manusia, dan tata kelola lingkungan yang kuat. Keberlanjutan dan kesuksesan jangka panjang kebijakan hilirisasi akan sangat bergantung pada kemampuan pemerintah untuk mengatasi tantangan tersebut dan mengelola risiko yang menyertainya.

 

Daftar Pustaka :Works cited

  1. Hilirisasi Sumber Daya Alam Jadi Kunci Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 8%, accessed September 12, 2025, https://investor.id/business/384767/hilirisasi-sumber-daya-alam-jadi-kunci-pertumbuhan-ekonomi-indonesia-8
  2. Dampak Sosial dan Lingkungan Akibat Pertambangan Nikel di Halmahera Tengah – AEER, accessed September 12, 2025, https://www.aeer.or.id/dampak-sosial-dan-lingkungan-akibat-pertambangan-nikel-di-halmahera-tengah/
  3. Makalah Industri Substitusi Impor Dan Persaingan Industri Pada Pembangunan Industri – Asosiasi Riset Ekonomi dan Akuntansi Indonesia, accessed September 12, 2025, https://journal.areai.or.id/index.php/MENAWAN/article/download/230/248/974
  4. Hilirisasi Sebagai Langkah Awal Perubahan Indonesia dari Negara Berkembang Menjadi Negara Industri Maju – Ditjen Minerba – ESDM, accessed September 12, 2025, https://www.minerba.esdm.go.id/berita/minerba/detil/20241203-hilirisasi-sebagai-langkah-awal-perubahan-indonesia-dari-negara-berkembang-menjadi-negara-industri-maju
  5. Mengembangkan Industri Substitusi Impor, Simak Langkahnya ! – Kim Belawan, accessed September 12, 2025, https://kimbelawan.id/industri-substitusi-impor/
  6. Hilirisasi: Strategi Meningkatkan Nilai Ekonomi dan Kemandirian Industri – DPMPTSP, accessed September 12, 2025, https://dpmptsp.sintang.go.id/berita/item/1344-hilirisasi-strategi-meningkatkan-nilai-ekonomi-dan-kemandirian-industri.html
  7. Hilirisasi SDA Bantu Atasi Perekonomian Indonesia yang Tidak Stabil, accessed September 12, 2025, https://itb.ac.id/berita/hilirisasi-sda-bantu-atasi-perekonomian-indonesia-yang-tidak-stabil/58977
  8. Sekretariat Kabinet Republik Indonesia | Presiden Jokowi: Hilirisasi …, accessed September 12, 2025, https://setkab.go.id/presiden-jokowi-hilirisasi-bauksit-langkah-menuju-indonesia-sebagai-negara-industri/
  9. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi Volume 21 No. 06 November 2021 – E-Journal UNSRAT, accessed September 12, 2025, https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jbie/article/download/38056/34796
  10. Apa Itu Ekspor? Begini Definisi, Tujuan dan Persyaratannya – Bank Mega Syariah, accessed September 12, 2025, https://www.megasyariah.co.id/id/artikel/edukasi-tips/simpanan/ekspor-adalah
  11. Tidak Hanya Meningkatkan Ekspor, Pemerintah Didesak Memperbaiki Kebijakan Perdagangan Struktural – Indonesia for Global Justice, accessed September 12, 2025, https://igj.or.id/2019/06/18/rilis-igj-tidak-cukup-hanya-meningkatkan-ekspor-tapi-pemerintah-didesak-untuk-memperbaiki-kebijakan-perdagangan-secara-struktural/
  12. Hilirisasi SDA: Strategi Pembangunan Berkelanjutan yang Menguntungkan, accessed September 12, 2025, https://ridi.or.id/hilirisasi-sda-strategi-pembangunan-berkelanjutan-yang-menguntungkan/
  13. Proyek Smelter Alumina Mempawah Perkuat Hilirisasi Bauksit …, accessed September 12, 2025, https://www.beritasatu.com/ekonomi/2806211/proyek-smelter-alumina-mempawah-perkuat-hilirisasi-bauksit-hingga-industri-aluminium
  14. Presiden Jokowi: Hilirisasi Nikel dan Sumber Daya Alam Jadi Kunci Peningkatan Ekonomi Nasional | Sekretariat Negara, accessed September 12, 2025, https://www.setneg.go.id/baca/index/presiden_jokowi_hilirisasi_nikel_dan_sumber_daya_alam_jadi_kunci_peningkatan_ekonomi_nasional
  15. Dampak Positif Hilirisasi Industri bagi Penanaman … – DPMPTSP, accessed September 12, 2025, https://dpmptsp.babelprov.go.id/content/dampak-positif-hilirisasi-industri-bagi-penanaman-modal-di-indonesia
  16. Hilirisasi Mineral Pengelolaan Nikel di Indonesia: Regulasi serta …, accessed September 12, 2025, https://ojs.cahayamandalika.com/index.php/jomla/article/view/4757
  17. Pemerintah Berlakukan PP 36/2023 tentang Devisa Hasil Ekspor …, accessed September 12, 2025, https://ekon.go.id/publikasi/detail/5279/pemerintah-berlakukan-pp-362023-tentang-devisa-hasil-ekspor-sda-meningkatkan-likuiditas-valas-dalam-negeri-dan-
  18. Mengenal DHE SDA, Ketentuan, dan Dampaknya bagi …, accessed September 12, 2025, https://www.liputan6.com/feeds/read/5785769/mengenal-dhe-sda-ketentuan-dan-dampaknya-bagi-perekonomian-indonesia
  19. Infrastruktur jadi Penunjang Keberhasilan Hilirisasi dan Industrialisasi – Universitas Gadjah Mada, accessed September 12, 2025, https://ugm.ac.id/id/berita/transformasi-infrastruktur-sebagai-penunjang-hilirisasi-dan-industrialisasi-di-indonesia/
  20. Nilai Ekspor Hilirisasi Nikel Melonjak 745% – Indonesia.go.id, accessed September 12, 2025, https://indonesia.go.id/kategori/editorial/7255/nilai-ekspor-hilirisasi-nikel-melonjak-745?lang=1
  21. BPS: Ekspor Indonesia Capai US$ 135,41 M di Semester I/2025 …, accessed September 12, 2025, https://www.theiconomics.com/art-of-execution/bps-ekspor-indonesia-capai-us-13541-m-di-semester-i-2025-atau-naik-770-dibanding-2024/
  22. Perkembangan Ekspor dan Impor Indonesia … – Data Indonesia, accessed September 12, 2025, https://assets.dataindonesia.id/2025/01/21/1737432707948-49-21.-Berita-Resmi-Statistik—Perkembangan-Ekspor-Impor.pdf
  23. Ekspor Nonmigas Desember 2024 Turun, Begini Kondisi Ekspor CPO Dan Biji-Besi, accessed September 12, 2025, https://validnews.id/ekonomi/ekspor-nonmigas-desember-turun-begini-kondisi-ekspor-cpo-dan-biji-besi
  24. Penurunan Harga Nikel di Pasar Internasional – (IS Kom VII – JAN IV 2024) – DPR RI, accessed September 12, 2025, https://berkas.dpr.go.id/pusaka/files/isu_sepekan/Isu%20Sepekan—IV-PUSLIT-Januari-2024-206.pdf
  25. Menko Airlangga: Petik Manfaat Hilirisasi, Indonesia Konsisten Cetak Surplus Neraca Perdagangan dalam 44 Bulan Berturut-turut – Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, accessed September 12, 2025, https://www.ekon.go.id/publikasi/detail/5596/menko-airlangga-petik-manfaat-hilirisasi-indonesia-konsisten-cetak-surplus-neraca-perdagangan-dalam-44-bulan-berturut-turut
  26. Optimalkan Kontribusi Neraca Perdagangan Terhadap Devisa Negara, Pemerintah Terus Dorong Hilirisasi SDA – Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, accessed September 12, 2025, https://ekon.go.id/publikasi/detail/4958/optimalkan-kontribusi-neraca-perdagangan-terhadap-devisa-negara-pemerintah-terus-dorong-hilirisasi-sda
  27. Hilirisasi Memberi Kontribusi Signifikan Neraca Perdagangan – Infopublik.id, accessed September 12, 2025, https://infopublik.id/kategori/nasional-ekonomi-bisnis/749023/hilirisasi-memberi-kontribusi-signifikan-neraca-perdagangan
  28. Hilirisasi Komoditi Mineral: Studi Kasus Nikel di Indonesia, accessed September 12, 2025, https://ejurnal.kampusakademik.co.id/index.php/jiem/article/download/3755/3371/15084
  29. Banjir Pasokan Nikel Indonesia: Analisis Dampaknya terhadap Harga Pasar Global, accessed September 12, 2025, https://www.iagi.or.id/web/digital/79/132—Banjir-Pasokan-Nikel-Indonesia-Analisis-Dampaknya-terhadap-Harga-Pasar-Global—Adinda.pdf
  30. Infrastruktur, Kendala Investasi Hilirisasi Kelapa Sawit, accessed September 12, 2025, https://disbun.kaltimprov.go.id/artikel/infrastruktur-kendala-investasi-hilirisasi-kelapa-sawit
  31. Teknologi HPAL Dalam Industri Nikel: Tantangan Baru Bagi Lingkungan di Indonesia, accessed September 12, 2025, https://www.aeer.or.id/teknologi-hpal-dalam-industri-nikel-tantangan-baru-bagi-lingkungan-di-indonesia/
  32. Aliansi Sulawesi: Hilirisasi Nikel Cenderung Merugikan Ketimbang Menguntungkan, accessed September 12, 2025, https://www.voaindonesia.com/a/aliansi-sulawesi-hilirisasi-nikel-cenderung-merugikan-ketimbang-menguntungkan/7235316.html
  33. Dampak Positif dan Negatif Hilirisasi Nikel di Indonesia – Tirto.id, accessed September 12, 2025, https://tirto.id/dampak-positif-dan-negatif-hilirisasi-nikel-bagi-indonesia-g2UC
  34. Tiga Hal yang Menjadi Tantangan Industri Nikel di Indonesia, accessed September 12, 2025, https://nikel.co.id/2024/08/20/tiga-hal-yang-menjadi-tantangan-industri-nikel-di-indonesia/
  35. Trade Protectionism and Indonesian Policy for Intermediate Industry (English) – World Bank Documents and Reports, accessed September 12, 2025, https://documents.worldbank.org/en/publication/documents-reports/documentdetail/251051540825428024/trade-protectionism-and-indonesian-policy-for-intermediate-industry
  36. Trade protectionism and Indonesian policy for intermediate industry1 – World Bank Documents and Reports, accessed September 12, 2025, https://documents1.worldbank.org/curated/en/251051540825428024/pdf/131460-WP-PUBLIC-Trade-Protectionism-and-Indonesian-Policy-for-Intermediate-Industry.pdf
  37. Hilirisasi SDA Butuh Iklim Usaha Kondusif – MPR RI, accessed September 12, 2025, https://mpr.go.id/berita/Hilirisasi-SDA-Butuh-Iklim-Usaha-Kondusif
  38. Hilirisasi Berbasis SDA Jadi Strategi Utama Pemerintah untuk Keluar dari Middle Income Trap – – Beranda -, accessed September 12, 2025, https://asosiasibauksitindonesia.com/hilirisasi-berbasis-sda-jadi-strategi-utama-pemerintah-untuk-keluar-dari-middle-income-trap/
  39. Smelter Nikel yang Baik Seperti Apa? – Sucofindo, accessed September 12, 2025, https://www.sucofindo.co.id/artikel-1/smelter-nikel-yang-baik-seperti-apa/

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

CAPTCHA ImageChange Image

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.