Tulisan ini menyajikan tinjauan mendalam dan komprehensif mengenai sejarah Marga Nasution, menelusuri asal-usulnya yang majemuk, perkembangan sosial dan budayanya, serta menganalisis pola diaspora dan kontribusi anggota marga di era modern. Marga Nasution merupakan salah satu marga mayoritas dalam masyarakat Batak Mandailing dan Batak Angkola, yang berakar kuat di kawasan Mandailing Godang, Sumatera Utara. Tulisan ini disusun dengan pendekatan komparatif, menimbang berbagai narasi sejarah untuk memberikan pemahaman yang bernuansa, sekaligus mengintegrasikan data dari silsilah, legenda, dan bukti fisik untuk membentuk gambaran yang holistik.
Pendahuluan dan Konteks Historis Marga Nasution
Masyarakat Batak Mandailing dikenal dengan sistem kekerabatan patrilineal yang kuat, di mana identitas sosial dan garis keturunan diwariskan melalui marga dari pihak ayah. Dalam struktur ini, Marga Nasution menempati posisi sentral, tidak hanya sebagai salah satu marga terbesar tetapi juga sebagai salah satu yang secara historis memiliki peran kepemimpinan, terbukti dari kekuasaannya di wilayah Mandailing Godang, khususnya di sekitar Panyabungan. Hubungan historis masyarakat Mandailing dengan etnis lain, seperti Minangkabau, juga menjadi bagian penting dari narasi sejarahnya, dengan beberapa sumber menyebutkan adanya keturunan Mandailing yang berasal dari Kerajaan Pagaruyung di Sumatera Barat. Perjalanan sejarah yang kompleks ini, termasuk migrasi besar-besaran dan asimilasi budaya, telah membentuk identitas Marga Nasution seperti yang dikenal saat ini.
Multiversi Asal-Usul Marga Nasution: Antara Legenda dan Genealogi
Terdapat beberapa versi yang menjelaskan asal-usul Marga Nasution. Keberagaman narasi ini tidak menunjukkan ketidakbenaran salah satu versi, melainkan merefleksikan pluralitas sejarah dan interaksi budaya yang membentuk identitas marga ini. Setiap versi, baik yang berbasis legenda maupun genealogi, memiliki peran penting dalam legitimasi dan pembentukan jati diri kolektif di komunitas masing-masing.
Kisah Si Baroar Nan Sakti: Narasi Legenda dan Simbolisme
Versi yang paling dikenal dan sering diceritakan adalah kisah Si Baroar. Menurut cerita rakyat Mandailing, Marga Nasution berasal dari seorang tokoh legendaris bernama Si Baroar, seorang anak yatim piatu yang ditemukan di hutan oleh Sutan Pulungan, seorang penguasa di Kerajaan Huta Bargot. Si Baroar kemudian diasuh oleh seorang janda bernama si Saua dan tumbuh dengan rupa yang sangat mirip dengan putra Sutan Pulungan. Karena kemiripan ini, Sutan Pulungan merasa terhina dan berencana menumbalkan Si Baroar dalam upacara penggantian tiang istana. Namun, rencana itu gagal dan justru menewaskan putra kandungnya sendiri.
Keberhasilan Si Baroar selamat dari maut dianggap sebagai bukti kesaktian luar biasa. Masyarakat setempat pun memberinya julukan “Nasaktion,” yang secara harfiah berarti “orang sakti” dalam bahasa Mandailing. Nama ini seiring waktu mengalami perubahan fonetik menjadi “Nasution,” yang kemudian digunakan oleh keturunannya. Legenda ini tidak sekadar cerita, tetapi juga berfungsi sebagai alat legitimasi historis. Dengan mengaitkan asal-usul marga pada seorang tokoh yang sakti dan berhasil mengalahkan ancaman, narasi ini menegaskan status marga Nasution sebagai kelompok yang dihormati dan memiliki kekuatan spiritual di wilayah Mandailing. Cerita ini juga melambangkan tema klasik “pahlawan terpilih” yang bangkit dari latar belakang sederhana untuk membuktikan nilainya.
Keterkaitan dengan Kerajaan Pagaruyung dan Tradisi Minangkabau
Versi lain menyajikan hubungan historis antara Marga Nasution dengan Kerajaan Pagaruyung di Minangkabau, Sumatera Barat. Menurut versi ini, salah satu putra Sultan Pagaruyung, Batara Payung Tuanku Raja Nan Sakti, merantau ke Mandailing dan mendirikan komunitas baru. Keturunannya kemudian memakai marga Nasution untuk menegaskan identitas keluarga mereka. Narasi ini menunjukkan adanya interaksi dan asimilasi budaya yang signifikan antara masyarakat Mandailing dan Minangkabau.
Salah satu manifestasi dari asimilasi ini adalah tradisi unik yang disebut adat si Mando. Dalam adat ini, marga diturunkan dari pihak ibu, bukan dari pihak ayah seperti yang lazimnya berlaku dalam sistem kekerabatan Batak. Praktik ini merupakan pengecualian yang menarik dan menyoroti percampuran budaya yang kompleks, di mana nilai-nilai matrilineal Minangkabau berbaur dengan struktur patrilineal Mandailing. Keterkaitan dengan Pagaruyung juga dapat dilihat sebagai cara untuk menghubungkan marga Nasution dengan pusat kekuasaan dan peradaban yang mapan di Sumatera, yang pada akhirnya memperkuat posisi mereka di wilayah Mandailing.
Klaim Keturunan Marga Siahaan (Batak Toba)
Sebagian marga Siahaan dari Toba mengklaim bahwa Marga Nasution merupakan keturunan mereka. Menurut versi ini, leluhur Nasution adalah Sibaroar, seorang anak dari Marga Siahaan yang tidak patuh dan merantau ke Tapanuli Selatan. Keturunan Sibaroar di sana kemudian membentuk marga Nasution. Klaim ini menciptakan perdebatan di kalangan masyarakat, yang seringkali mencerminkan dinamika identitas antara Mandailing dan Toba. Perbedaan dalam keyakinan agama—Mandailing mayoritas Muslim dan Toba mayoritas Kristen—telah lama menjadi salah satu faktor yang memisahkan kedua kelompok ini, meskipun secara historis mereka berasal dari nenek moyang yang sama. Klaim ini dapat dilihat sebagai upaya untuk menegaskan kembali hubungan kekerabatan kuno di tengah perbedaan-perbedaan modern yang ada.
Silsilah Versi Rambah Rokan Hulu: Bukti Genealogi dan Bukti Fisik
Versi yang dianggap paling otentik oleh komunitas Nasution di Rambah Rokan Hulu memiliki tarombo (silsilah) yang sangat terperinci dan didukung oleh bukti fisik. Silsilah ini menyebutkan bahwa Sibaroar adalah putra dari Sutan Iskandar Muda Pitala Guru (yang diklaim keturunan Kerajaan Irak dan Baghdad) dan Suri Andung Jati (Sutan Perempuan), keturunan dari Kerajaan Kayangan, Lumban Julu. Keturunan Sibaroar ini kemudian menyebar ke berbagai wilayah, dengan anak-anaknya mendirikan kerajaan di Huta Siantar, Huta Partibi, Huta Puli Tambangan, Huta Gunung Baringin, Batang Samo, dan Sungai Garingging.
Kekuatan versi ini terletak pada keberadaan makam-makam leluhur, seperti Makam Raja Godang dan Makam Raja Gompar di Rokan Hulu, yang terawat hingga saat ini dan dianggap sebagai bukti otentik. Keberadaan bukti-bukti fisik ini memberikan bobot kredibilitas yang kuat pada narasi historis dan membedakannya dari versi lain yang lebih bersifat lisan. Silsilah yang terperinci ini juga menjelaskan pola migrasi yang terorganisir dari satu pusat kekuasaan, memberikan fondasi identitas yang kokoh bagi marga Nasution di wilayah tersebut.
Silsilah Keturunan: Analisis Tarombo dan Perkembangan Modern
Silsilah keturunan, atau tarombo, yang dijaga oleh keluarga-keluarga Nasution menjadi bukti nyata dari narasi historis versi Rambah Rokan Hulu. Tarombo ini secara berkesinambungan mencatat garis keturunan yang berasal dari leluhur utama hingga ke generasi modern. Tarombo di bawah ini adalah representasi dari salah satu garis keturunan Marga Nasution yang menelusuri dari generasi pertama, Sibaroar, hingga generasi ketujuh belas:
Nama Tokoh | Keterangan |
SIBAROAR ( SUTAN DIARU) PANYABUNGAN TONGA-
TONGA |
Generasi 1 |
TUAN NATORAS PANYABUNGAN TONGA-TONGA | Generasi 2 |
TUAN MOKSA PANYABUNGAN TONGA-TONGA | Generasi 3 |
BAGINDA MANGARAJA ENDA PANYABUNGAN TONGA-
TONGA |
Generasi 4 |
MANGARAJA MANDAILING PIDOLI DOLOK | Generasi 5 |
SUTAN KUMALA SYANG HYANG HUTASIANTAR | Generasi 6 |
SUTAN KUMALA BULAN ROBURAN LOMBANG | Generasi 7 |
SUTAN KUMALA PORKAS ROBURAN LOMBANG | Generasi 8 |
BATARA GURU NAMARTUA ROBURAN LOMBANG | Generasi 9 |
JA NAGURU BANGKELANG | Generasi 10 |
BAGINDA MUDA LABUHAN BATU | Generasi 11 |
BAGINDA SUTAN LABUHAN BATU | Generasi 12 |
JA PINAYUNGAN (BAGINDA PINAYUNGAN) MARTOPOTAN | Generasi 13 |
AMARULLAH NASUTION (BAGINDA TUMBAK SORI MUDA)
MEDAN |
Generasi 14 |
ADE PARLAUNGAN NASUTION (SUTAN BANGKELANG)
RANTAUPRAPAT |
Generasi 15 |
DENNY AMMARI RAMADHAN NASUTION (TONGKU
SORIMUDA NASUTION) BATAM |
Generasi 16 |
AYDEEN SAGARA DENAJ NASUTION BATAM | Generasi 17 |
Hubungan antara tarombo ini dengan narasi sejarah yang ada sangat kuat. Tarombo ini dimulai dengan tokoh legendaris Si Baroar, yang dikenal sebagai leluhur marga Nasution dan diklaim sebagai pendiri kerajaan di Panyabungan Tonga-Tonga. Selanjutnya, silsilah mencatat perkembangan garis keturunan dan persebarannya ke wilayah-wilayah yang penting dalam sejarah Mandailing, seperti Huta Siantar dan Labuhan Batu, yang juga disebutkan dalam catatan sejarah sebagai pusat kekuasaan marga Nasution.
Dengan demikian, tarombo ini tidak hanya berfungsi sebagai catatan genealogi, tetapi juga sebagai peta historis yang menunjukkan bagaimana marga Nasution menyebar dari pusat kekuasaan tradisional mereka. Keberadaan nama-nama tokoh modern seperti Amarullah Nasution dan Ade Parlaungan Nasution, yang tercatat sebagai pendiri dan rektor Universitas Labuhanbatu, menunjukkan bahwa garis keturunan ini terus hidup dan berkontribusi signifikan di era kontemporer.
Tabel Komparatif dan Sintesis
Versi Asal-Usul | Leluhur Pendiri | Narasi Utama | Keterkaitan Budaya | Bukti Pendukung |
Si Baroar Nan Sakti | Si Baroar | Anak yang ditemukan di hutan, selamat dari rencana pembunuhan raja karena kesaktiannya, dijuluki “Nasaktion”. | Legenda rakyat Mandailing, simbolisme legitimasi. | Cerita lisan dan folklor. |
Kerajaan Pagaruyung | Putra Sultan Pagaruyung | Seorang putra raja merantau ke Mandailing, keturunannya memakai marga Nasution. | Matrilineal Minangkabau (adat si Mando) yang berasimilasi dengan patrilineal Mandailing. | Narasi sejarah dan budaya. |
Marga Siahaan | Sibaroar (putra Siahaan) | Anak tidak patuh dari marga Siahaan (Toba) yang merantau ke Tapanuli Selatan. | Kekerabatan Toba-Mandailing, perbedaan identitas. | Klaim lisan dari marga Siahaan. |
Rambah Rokan Hulu | Sibaroar, putra Sutan Iskandar Muda & Suri Andung Jati | Silsilah terperinci yang melacak garis keturunan hingga ke Timur Tengah dan kerajaan lokal di Indonesia. | Genealogi yang terstruktur dan terdokumentasi. | Makam leluhur (Makam Raja Godang), silsilah (tarombo) yang dijaga, dan bukti fisik lainnya. |
Keberadaan berbagai versi asal-usul ini mencerminkan dinamika historis dan sosiokultural yang kompleks. Tidak ada satu versi pun yang dapat diklaim sebagai satu-satunya kebenaran. Sebaliknya, setiap narasi melayani tujuan identitas yang berbeda bagi komunitasnya, baik itu mengukuhkan status melalui legenda heroik, menunjukkan keterbukaan terhadap asimilasi budaya, atau memelihara silsilah yang terperinci sebagai pondasi jati diri. Pluralitas ini adalah cerminan dari kekayaan sejarah Marga Nasution.
Sistem Kekerabatan dan Budaya: Penerapan Dalihan Na Tolu
Inti dari kehidupan sosial dan budaya Marga Nasution, seperti halnya etnis Batak pada umumnya, adalah falsafah Dalihan Na Tolu, yang diartikan sebagai “tungku berkaki tiga”. Filosofi ini adalah pedoman hidup yang vital, yang mengajarkan keseimbangan dalam relasi sosial. Tiga pilar utamanya adalah:
- Somba Marhula-hula: Menghormati pihak pemberi istri, yang dianggap sebagai sumber berkat dan kehidupan.
- Manat Mardongan Tubu: Menjaga hubungan yang baik dan bijaksana dengan saudara semarga untuk memperkuat solidaritas.
- Elek Maranak Boru: Mengasihi dan menyayangi pihak penerima istri.
Falsafah ini tidak hanya mengatur upacara adat, tetapi juga menjadi pondasi bagi relasi sehari-hari dan tanggung jawab sosial dalam komunitas. Di perantauan, prinsip solidaritas
dongan tubu terwujud dalam bentuk organisasi kekerabatan atau parsadaan, yang berfungsi sebagai jaringan sosial dan dukungan.
Penerapan Dalihan Na Tolu dapat dilihat secara nyata dalam upacara pernikahan adat. Sebagai contoh, dalam pernikahan Kahiyang Ayu dan Muhammad Bobby Nasution, Dalihan Na Tolu menjadi kerangka utama dari seluruh prosesi. Agar pernikahan sah secara adat, Kahiyang Ayu, yang bukan dari suku Batak, harus terlebih dahulu diberikan marga. Marga Siregar diberikan kepada Kahiyang oleh keluarga ibu Bobby yang juga bermarga Siregar. Proses ini merupakan representasi langsung dari peran hula-hula (pihak pemberi istri) yang memberikan restu dan nasihat. Upacara pernikahan yang megah, yang melibatkan serangkaian prosesi seperti haroan boru, tarian manortor, dan tabuhan gordang sambilan , memperkuat identitas budaya di mata publik dan menunjukkan bahwa adat istiadat dapat beradaptasi di tengah modernisasi tanpa kehilangan esensinya.
Diaspora Marga Nasution: Faktor Pendorong dan Pola Persebaran
Persebaran Marga Nasution dari tanah leluhur mereka, yang kini dikenal sebagai Kabupaten Mandailing Natal, didorong oleh serangkaian faktor historis dan kontemporer.
Migrasi Historis: Dampak Perang dan Pencarian Kehidupan Baru
Secara historis, migrasi besar-besaran orang Mandailing, termasuk Marga Nasution, dipicu oleh konflik. Salah satu peristiwa paling signifikan adalah Perang Padri (1803-1845), yang menyebabkan eksodus besar-besaran masyarakat Mandailing dari tanah leluhur mereka. Konflik ini tidak hanya memicu perpindahan penduduk tetapi juga menjadi katalis bagi penyebaran Islam di kalangan masyarakat Mandailing.
Migrasi historis berlanjut hingga abad ke-19, terutama terkait dengan konflik di Semenanjung Malaya seperti Perang Klang dan perang timah. Tokoh Mandailing seperti Raja Asal terlibat dalam perang-perang ini dan mendirikan pemukiman Mandailing di berbagai lokasi di Malaysia, seperti di Changkat Piatu, Air Kuning, dan Banir. Pola migrasi ini menunjukkan bahwa Marga Nasution tidak hanya mencari mata pencaharian baru, tetapi juga mencari perlindungan politik (political asylum).
Pola Diaspora Kontemporer: Urbanisasi dan Globalisasi
Di era kontemporer, pola diaspora Marga Nasution berevolusi dari migrasi berbasis konflik menjadi migrasi berbasis aspirasi. Perpindahan ke kota-kota besar di Indonesia, seperti Jakarta dan Medan, serta ke wilayah lain seperti Rokan Hulu, Riau, didorong oleh faktor-faktor modern seperti pendidikan, ekonomi, dan peluang kerja. Tradisi merantau sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya Mandailing, di mana kaum muda pergi ke tempat yang jauh untuk mencari pengalaman dan kehidupan yang lebih baik.
Pergeseran ini mencerminkan adaptasi budaya Mandailing terhadap tuntutan zaman, di mana nilai-nilai filosofis seperti hasangapon (kehormatan) dan hamoraon (kekayaan) menjadi motivasi utama dalam mencari kesuksesan. Di perantauan, anggota marga menghadapi tantangan dalam menjaga keseimbangan antara tradisi leluhur dan kehidupan modern, yang membuat pelestarian budaya menjadi isu penting bagi generasi muda.
Kontribusi dan Jaringan Marga di Era Kontemporer
Persebaran Marga Nasution di berbagai wilayah di Indonesia dan dunia telah melahirkan banyak tokoh terkemuka yang berkontribusi di berbagai bidang, menegaskan peran sentral marga ini dalam pembangunan bangsa.
Galeri Tokoh Terkemuka: Peran Marga dalam Pembangunan Bangsa
Nama Tokoh | Bidang Kontribusi | Peran Penting |
Jenderal Besar Abdul Haris Nasution | Militer & Pahlawan Nasional | Jenderal bintang lima, tokoh sentral dalam peristiwa Gerakan 30 September, menerima gelar Pahlawan Nasional. |
Kaharuddin Nasution | Politik & Militer | Mantan Gubernur Riau dan Gubernur Sumatera Utara, serta Komandan Jenderal Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat (RPKAD). |
Darmin Nasution | Ekonomi | Mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dan Gubernur Bank Indonesia. |
Adnan Buyung Nasution | Hukum & Aktivis | Pengacara senior dan pendiri Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), juga pernah menjabat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden. |
Saifuddin Nasution bin Ismail | Politik | Menteri Dalam Negeri Malaysia, menunjukkan ikatan historis dan diaspora marga yang melampaui batas negara. |
Radjamin Nasution | Pemerintahan | Gubernur Sumatera Utara pertama. |
Sutan Mohammad Amin Nasution | Pemerintahan | Gubernur Sumatera Utara dan Gubernur Riau. |
Muslimin Nasution | Pemerintahan | Mantan Menteri Kehutanan. |
Kehadiran tokoh-tokoh ini di berbagai bidang menunjukkan bahwa Marga Nasution memiliki tradisi kepemimpinan dan pendidikan yang kuat. Keberhasilan mereka, terutama di luar wilayah asal, adalah bukti nyata keberhasilan diaspora yang didorong oleh nilai-nilai budaya dan aspirasi untuk berprestasi.
Jaringan Kekerabatan Modern: Peran Ikatan Keluarga Nasution (IKANAS)
Untuk menjaga solidaritas dan melestarikan budaya di perantauan, banyak anggota Marga Nasution membentuk organisasi kekerabatan seperti Ikatan Keluarga Nasution (IKANAS) dohot Anak Boruna. Organisasi ini merupakan manifestasi modern dari prinsip Dalihan Na Tolu di konteks urban dan global, berfungsi sebagai wadah untuk mempererat tali silaturahmi yang dilandasi oleh ikatan darah yang kuat.
IKANAS tidak hanya berfokus pada kegiatan sosial, tetapi juga aktif dalam program-program yang bermanfaat bagi anggotanya, seperti pemberian beasiswa kepada mahasiswa muda. Organisasi ini juga berperan dalam melestarikan seni dan adat istiadat Mandailing, serta menjadi sarana untuk pertukaran informasi di antara anggota marga di seluruh Indonesia. Keterlibatan IKANAS dalam kegiatan politik, seperti dukungan terhadap calon pemimpin, juga menunjukkan perannya yang signifikan dalam kehidupan bermasyarakat. Keberadaan organisasi semacam ini merupakan kunci untuk memastikan bahwa tradisi kekerabatan tidak luntur, tetapi bertransformasi menjadi bentuk yang relevan untuk menghadapi tantangan zaman.
Kesimpulan dan Rekomendasi untuk Pelestarian
Marga Nasution memiliki sejarah yang kaya dan multidimensional, ditandai oleh narasi asal-usul yang beragam, sistem kekerabatan yang kokoh, dan pola diaspora yang adaptif. Berbagai versi asal-usul mencerminkan sejarah migrasi, interaksi budaya, dan kebutuhan setiap komunitas untuk melegitimasi keberadaannya. Falsafah Dalihan Na Tolu menjadi pondasi yang memungkinkan Marga Nasution untuk menjaga harmoni sosial dan adaptasi di berbagai lingkungan.
Diaspora marga ini, yang berevolusi dari dorongan historis akibat konflik hingga motivasi modern berbasis aspirasi, telah menghasilkan banyak tokoh terkemuka yang berkontribusi secara signifikan pada tingkat nasional maupun internasional. Jaringan kekerabatan modern seperti IKANAS memainkan peran vital dalam menjaga kohesi sosial dan pelestarian budaya di tengah tantangan globalisasi.
Untuk penelitian lanjutan, disarankan untuk melakukan eksplorasi yang lebih mendalam mengenai diaspora Marga Nasution di luar Indonesia dan Malaysia, di mana data mengenai keberadaan mereka masih terbatas. Upaya pelestarian budaya di masa depan harus berfokus pada pendidikan generasi muda diaspora agar mereka dapat memahami, menghargai, dan melanjutkan nilai-nilai adat Dalihan Na Tolu, memastikan bahwa kekayaan budaya Marga Nasution tetap lestari di era yang terus berubah.
Daftar Pustaka :
- Nasution Marga Apa? Simak Fakta dan Keunikannya di Sini | kumparan.com, accessed August 19, 2025, https://kumparan.com/sejarah-dan-sosial/nasution-marga-apa-simak-fakta-dan-keunikannya-di-sini-24DwqQuMxpG
- BAB IV ADAT ISTIADAT DAN ISLAM SUKU MANDAILING A. Asal Usul Suku Mandailing Sejarah asal mula suku Mandailing masih menjadi baha – Repository UIN Sumatera Utara, accessed August 19, 2025, http://repository.uinsu.ac.id/25512/5/BAB_IV_Musa.pdf
- CERITA SI BAROAR, ASAL MULA MARGA NASUTION DI TAPANULI SELATAN, accessed August 19, 2025, https://budaya-indonesia.org/CERITA-SI-BAROAR-ASAL-MULA-MARGA-NASUTION-DI-TAPANULI-SELATAN
- Menilik Asal Usul Marga Nasution, Ada Banyak Versi – Good News From Indonesia, accessed August 19, 2025, https://www.goodnewsfromindonesia.id/2023/05/10/asal-usul-marga-nasution
- The Legend of Sibaroar – En.id | PDF – Scribd, accessed August 19, 2025, https://id.scribd.com/document/491629285/The-legend-of-Sibaroar-en-id
- Asal Usul Nasution | PDF | Agama & Spiritualitas – Scribd, accessed August 19, 2025, https://www.scribd.com/doc/80038640/Asal-Usul-Nasution
- Bahan Utama (Download) – Diskominfo Rokan Hulu, accessed August 19, 2025, https://diskominfo.rokanhulukab.go.id/web-content/uploads/MAKALAH_SAJIAN_UTAMA_SEJARAH_MARGA_NASUTION_DI_ROKAN_HULU.docx
- Sejarah Asal-Usul Marga Nasution – Kompas.com, accessed August 19, 2025, https://www.kompas.com/stori/read/2022/08/13/100000079/sejarah-asal-usul-marga-nasution
- The Development of Traditional Marriage in the “Marga Nasution” Association in Rokan Hulu Regency, Riau, accessed August 19, 2025, https://www.conference.unja.ac.id/ICMI/article/download/204/177/534
- A Description of The Origin of The Nasution Clan in Mandailing Natal – Repositori USU, accessed August 19, 2025, https://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/95769/A%20Description%20of%20The%20Origin%20of%20The%20Nasution%20Clan%20in%20Mandailing%20Natal.pdf?sequence=1&isAllowed=y
- Asal Usul Sejarah Marga Nasution Menurut Versi Rambah Rokan Hulu Riau – GoRiau.com, accessed August 19, 2025, https://www.goriau.com/berita/baca/asal-usul-sejarah-marga-nasution-menurut-versi-rambah-rokan-hulu-riau.html
- Description: Si Baroar : asal mula marga Nasution. – CRL Catalog, accessed August 19, 2025, https://catalog.crl.edu/Record/bd6e5ce2-0b9b-5956-a677-f115d89acd1b/Description
- dalihan na tolu pada masyarakat batak toba, accessed August 19, 2025, https://repositori.kemendikdasmen.go.id/24438/1/2017-Dalihan%20Na%20Tolu%20Pada%20Masyarakat%20Batak%20Toba%20di%20Kota%20Medan.pdf
- 163 JURNAL AT-TAGHYIR Peran Adat Dalihan Natolu Dalam Kegiatan Moderasi Beragama Di Tapanuli Bagian Selatan Kamaluddin, Hasbi, accessed August 19, 2025, https://jurnal.uinsyahada.ac.id/index.php/taghyir/article/download/10776/5320
- Dalihan Na Tolu sebagai Falsafah Etnik Batak di Sumatera Utara – Kampus Akademik, accessed August 19, 2025, https://ejurnal.kampusakademik.co.id/index.php/jinu/article/download/3802/3408/15282
- Sepenggal Sejarah Marga Nasution Milik Bobby Menantu Jokowi – Travel Kompas, accessed August 19, 2025, https://travel.kompas.com/read/2017/11/21/190400427/sepenggal-sejarah-marga-nasution-milik-bobby-menantu-jokowi
- Rangkaian Upacara Adat Mandailing Kahiyang-Bobby di Medan – CNN Indonesia, accessed August 19, 2025, https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20171124121119-241-257803/rangkaian-upacara-adat-mandailing-kahiyang-bobby-di-medan
- Tahapan Pernikahan Adat Mandailing Demi Membentuk Keluarga Harmonis – Bridestory, accessed August 19, 2025, https://www.bridestory.com/id/blog/tahapan-pernikahan-adat-mandailing-demi-membentuk-keluarga-harmonis
- MIGRASI DAN INTERAKSI ANTARETNIS DI KABUPATEN PASAMAN BARAT PROVINSI SUMATERA BARAT – Neliti, accessed August 19, 2025, https://media.neliti.com/media/publications/317179-migrasi-dan-interaksi-antaretnis-di-kabu-1d5dee44.pdf
- Laporan Penelitian Orang Mandailing di Malaysia: Migrasi dan Politik Etnik – Repository UIN Sumatera Utara, accessed August 19, 2025, http://repository.uinsu.ac.id/25143/1/LP%20Malaysia%2022%20oktober.pdf
- PERKAWINAN SEMARGA MASYARAKAT MIGRAN BATAK, accessed August 19, 2025, https://ejournal.uin-suka.ac.id/syariah/Ahwal/article/download/1480/1315/3293
- SEJARAH SUKU MANDAILING DI KECAMATAN BANDAR KABUPATEN SIMALUNGUN, accessed August 19, 2025, https://jurnal.stkipalmaksum.ac.id/index.php/jbs/article/download/61/70/
- 4 Pahlawan Nasional dari Etnis Mandailing, Sudah Tahu? | IDN Times Sumut, accessed August 19, 2025, https://sumut.idntimes.com/news/sumatera-utara/tokoh-dari-etnis-mandailing-yang-jadi-pahlawan-nasional-00-jb8x5-y3jx47
- KSAD Berdarah Batak, Nomor 1 Jenderal Bintang 5 Penyandang Gelar Pahlawan Nasional | Halaman 2 – SINDOnews.com, accessed August 19, 2025, https://nasional.sindonews.com/read/1298115/14/ksad-berdarah-batak-nomor-1-jenderal-bintang-5-penyandang-gelar-pahlawan-nasional-1705183314/14
- Daftar tokoh Batak | S1 | Terakreditasi | Universitas STEKOM Semarang, accessed August 19, 2025, https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Daftar_tokoh_Batak
- Menpora Malaysia Ternyata Berdarah Batak, Ayah Bermarga Nasution dan Ibu Lubis, accessed August 19, 2025, https://www.liputan6.com/regional/read/5055133/menpora-malaysia-ternyata-berdarah-batak-ayah-bermarga-nasution-dan-ibu-lubis
- Mengenal Saifuddin Nasution, Orang Batak yang Jadi Mendagri Malaysia | Harian Kepri, accessed August 19, 2025, https://www.hariankepri.com/mengenal-saifuddin-nasution-orang-batak-yang-jadi-mendagri-malaysia/