Temuan utama menunjukkan bahwa permainan tradisional lebih dari sekadar hiburan; ia adalah media edukasi informal yang vital untuk menanamkan nilai-nilai karakter, mengembangkan keterampilan motorik dan kognitif, serta memperkuat kohesi sosial. Namun, dominasi gawai dan terputusnya transmisi budaya antar-generasi mengancam kelestariannya. Laporan ini menyimpulkan bahwa upaya pelestarian memerlukan sinergi antara kebijakan pemerintah (top-down) dan inisiatif komunitas (bottom-up), serta inovasi adaptif untuk mengintegrasikan permainan tradisional ke dalam kurikulum dan media digital.

Latar Belakang dan Konteks

Permainan rakyat atau permainan tradisional adalah salah satu pilar penting dalam kekayaan budaya Indonesia. Lebih dari sekadar aktivitas pengisi waktu luang, permainan ini merupakan cerminan otentik dari identitas budaya, nilai-nilai luhur, dan kearifan lokal yang diwariskan dari generasi ke generasi. Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 114 Tahun 2022 secara eksplisit mengakui permainan rakyat sebagai objek pemajuan kebudayaan, menegaskan posisinya sebagai elemen vital dalam Strategi Kebudayaan Nasional. Di tengah arus globalisasi dan dominasi teknologi, terutama perangkat gawai dan permainan digital, permainan tradisional menghadapi risiko kelupaan yang serius. Menghadapi tantangan ini, diperlukan sebuah analisis yang mendalam untuk memahami posisi permainan rakyat saat ini dan merumuskan langkah-langkah strategis untuk memastikan keberlanjutan dan relevansinya di masa depan.

Fondasi dan Identitas Permainan Rakyat Indonesia

Permainan tradisional adalah warisan budaya tak benda yang telah ada sejak zaman dahulu dan dimainkan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Ciri khasnya sangat menonjol, terutama dalam hal alat dan material yang digunakan. Berbeda dengan permainan modern yang umumnya menggunakan bahan seperti kertas atau besi, alat bantu dalam permainan tradisional sering kali dibuat dari bahan-bahan yang ditemukan di sekitar lingkungan, seperti kayu, bambu, batok kelapa, atau biji-bijian.

Pemilihan bahan-bahan alami ini lebih dari sekadar faktor ketersediaan. Hal ini mencerminkan hubungan erat antara masyarakat tradisional dengan alam. Penggunaan bambu untuk egrang  atau biji-bijian untuk congklak  tidak hanya menunjukkan kreativitas dalam memanfaatkan sumber daya lokal, tetapi juga melahirkan rasa kepemilikan dan koneksi personal terhadap alat permainan tersebut. Proses membuat alat permainan sendiri, misalnya, mendorong daya cipta dan imajinasi anak, yang merupakan tahap awal penting dalam pengembangan kreativitas mereka. Sebaliknya, permainan modern yang sering kali merupakan produk yang dibeli dan siap pakai cenderung mengurangi proses kreatif dan koneksi personal ini. Perbedaan mendasar ini menunjukkan bahwa material permainan tradisional adalah artefak budaya yang secara fundamental berbeda dari media modern yang lebih terindustrialisasi dan berorientasi pada budaya konsumen.

Nilai-Nilai Filosofis dan Makna Simbolis

Setiap permainan tradisional sering kali sarat akan nilai-nilai filosofis dan makna simbolis yang mendalam. Permainan Congklak, misalnya, bukan hanya tentang strategi, melainkan juga mengajarkan prinsip-prinsip kehidupan seperti kejujuran dan keseimbangan “memberi dan menerima”. Aturan main yang mengharuskan biji diambil dan dibagikan satu per satu, tidak sekaligus, adalah representasi fisik dari pentingnya kejujuran dalam mengisi hidup, sedikit demi sedikit, namun dengan baik. Filosofi lain yang terkandung adalah tanggung jawab terhadap hidup sendiri (disimbolkan oleh lumbung pribadi yang tidak boleh diisi lawan) dan pentingnya berbagi dengan orang lain.

Permainan Egrang, yang menuntut keseimbangan fisik dan konsentrasi, melambangkan perlunya keseimbangan dalam hidup secara keseluruhan. Egrang mengajarkan bahwa untuk mencapai tujuan yang diinginkan, seseorang harus menjaga keseimbangan antara pikiran dan tubuh, serta antara usaha dan tujuan. Sementara itu, Tarik Tambang adalah metafora kebangsaan yang mengajarkan nilai kebersamaan, kekompakan, dan semangat juang yang diperlukan untuk mencapai tujuan bersama.

Nilai-nilai ini menunjukkan bahwa permainan tradisional berfungsi sebagai kurikulum informal yang menanamkan karakter luhur secara subliminal. Anak-anak tidak belajar sportivitas, strategi, atau kerja sama melalui ceramah, melainkan melalui praktik yang berulang dan menyenangkan. Pengulangan tindakan seperti memindahkan biji congklak satu per satu atau bekerja sama dalam tim Gobak Sodor memperkuat pemahaman nilai-nilai tersebut secara alami. Dengan demikian, hilangnya permainan tradisional berarti kehilangan salah satu mekanisme paling efektif untuk mentransmisikan karakter bangsa dari generasi ke generasi.

Klasifikasi dan Popularitas Permainan Rakyat

Klasifikasi Berdasarkan Sifat

Secara umum, permainan tradisional dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok utama berdasarkan sifatnya:

  • Rekreatif: Jenis permainan yang dilakukan untuk mengisi waktu luang dan menciptakan kegembiraan. Tujuan utama bukanlah kemenangan, melainkan partisipasi dan interaksi sosial. Contoh permainan ini termasuk Ular Naga Panjang dan Petak Umpet.
  • Kompetitif: Permainan yang memiliki tujuan untuk mencapai kemenangan dengan aturan yang jelas dan kriteria yang menentukan siapa yang menang dan kalah. Permainan ini umumnya terorganisir dengan baik dan dimainkan oleh minimal dua orang atau dua tim. Contoh populer adalah Gobak Sodor, Bakiak, dan Egrang, yang sering dipertandingkan.
  • Edukatif: Permainan yang menjadi alat sosialisasi dan sarana belajar informal. Melalui permainan edukatif, anak-anak dapat mempelajari pengalaman baru di luar lingkungan sekolah formal. Meskipun satu permainan dapat dikategorikan dalam satu kelompok, sering kali mereka memiliki fungsionalitas ganda. Permainan yang bersifat rekreatif dan kompetitif pun secara inheren mengandung nilai-nilai edukatif.Anak yang bermain untuk mengisi waktu luang pada akhirnya juga belajar untuk mematuhi aturan, mengembangkan strategi, dan berinteraksi secara sosial. Keterkaitan ini menunjukkan bahwa permainan tradisional menyediakan model pendidikan yang terintegrasi dan alami, di mana perkembangan fisik, kognitif, dan sosial terjadi secara sinergis dalam satu kegiatan yang menyenangkan.

Deskripsi Mendalam tentang Permainan Populer dan Variasi Regionalnya

Kekayaan budaya Indonesia tercermin dari beragamnya permainan tradisional yang tersebar di berbagai daerah dengan nama dan aturan yang kadang berbeda, namun esensi yang serupa.

  • Engklek (Tapak Gunung): Permainan melompat di atas pola kotak yang digambar di tanah atau lantai. Aturan dasarnya sederhana: pemain harus melompat dengan satu kaki dan tidak boleh menyentuh garis atau jatuh. Permainan ini melatih keseimbangan, konsentrasi, dan koordinasi motorik. Engklek diperkirakan telah ada di Indonesia sejak zaman kolonial. Permainan ini memiliki banyak nama lain, seperti “tapak gunung” di beberapa daerah, “teklek” di Bali, “timbang” di Sumatera, “cak lingking” di Bangka Belitung, dan “enge-enge” di Sulawesi Utara.
  • Gobak Sodor (Galah Asin): Merupakan permainan tim yang menantang, membutuhkan kecepatan, kelincahan, dan strategi yang matang. Dua tim saling berhadapan di lapangan persegi panjang yang dibagi menjadi beberapa garis. Tim penyerang harus berhasil melewati garis-garis yang dijaga oleh tim lawan tanpa tersentuh. Asal-usul permainan ini berasal dari Yogyakarta, di mana ia dimainkan oleh prajurit zaman dahulu sebagai latihan perang. Nama lain dari Gobak Sodor sangat beragam, seperti “Galah Asin” atau “Galasin” di Pulau Jawa dan Sumatera , “main belom” atau “cak bur” di Riau , “margala” di Batak Toba, dan “asing” di Makassar.
  • Congklak (Dakon): Permainan papan yang dimainkan oleh dua orang menggunakan biji-bijian. Aturan mainnya adalah pemain mengambil biji dari salah satu lubang kecil di sisinya lalu menyebarkannya satu per satu ke lubang lain searah jarum jam. Permainan ini diperkirakan berasal dari Timur Tengah atau India, menyebar ke Asia Tenggara melalui jalur perdagangan. Namun, ada juga pandangan yang menyebutnya sebagai permainan khas petani di tanah Jawa yang kemudian populer di kalangan keraton. Congklak memiliki banyak nama regional, seperti “dakon” di Jawa , “mokaotan” di Bali, dan “jeplak” di Kalimantan.
  • Gasing: Permainan yang populer di kalangan anak laki-laki. Gasing umumnya terbuat dari kayu dan dimainkan dengan cara melilitkan tali dan menariknya sekuat mungkin untuk membuat gasing berputar dengan kencang. Pemenangnya adalah gasing yang berputar paling lama. Sejarahnya diperkirakan telah ada sejak masa Kesultanan Samudera Pasai pada abad ke-12.

Tabel berikut menyintesis informasi dari berbagai sumber untuk mempermudah pemahaman mengenai keragaman permainan tradisional di Indonesia.

Nama Permainan Deskripsi Singkat Aturan Dasar Variasi Nama / Daerah Alat yang Digunakan
Engklek Melompat dengan satu kaki di atas pola kotak. Melompat dengan satu kaki, tidak boleh menyentuh garis. Tapak Gunung, Teklek (Bali), Timbang (Sumatera), Cak lingking (Bangka Belitung), enge-enge (Sulawesi Utara). Kapur, Batu atau pecahan keramik.
Gobak Sodor Permainan tim untuk melewati garis yang dijaga lawan. Melewati garis tanpa tersentuh. Tim yang berhasil melewatinya menang. Galah Asin, Galasin (Jawa, Sumatera), Main Belom (Riau), Margala (Batak Toba), Asing (Makassar). Lapangan dengan garis yang digambar.
Congklak Permainan papan dengan lubang dan biji-bijian. Menyebarkan biji ke lubang lain searah jarum jam. Pemenang adalah yang paling banyak mengumpulkan biji. Dakon (Jawa), Mokaotan (Bali), Jeplak (Kalimantan), Dentuman (Lampung). Papan congklak, Biji congklak (cangkang kerang, biji-bijian).
Gasing Permainan memutar gasing menggunakan tali. Pemenang adalah gasing yang berputar paling lama. Mogasing (Sulawesi Barat), Begasing (Kalimantan Timur). Gasing dari kayu, tali.
Egrang Berjalan di atas dua bilah bambu dengan pijakan kaki. Menjaga keseimbangan saat melangkah dan berjalan. Sering dilombakan untuk mencapai garis finish. Geunteut (Aceh), Jangkungan (Jawa Tengah). Dua bilah bambu dengan pijakan.
Bakiak Berjalan bersama dalam satu pasang bakiak panjang. Tim harus berjalan secara bersamaan dengan koordinasi yang baik. Bakiak (Sumatera Barat). Balok kayu panjang dengan pengikat kaki.
Kelereng Permainan menembakkan kelereng ke arah kelereng lain. Pemenang akan mendapatkan kelereng yang berhasil dikeluarkan dari lingkaran. Gundu, Guli, Nekeran (Jawa), Ekar (Palembang), Kleker (Banjar). Kelereng kaca.
Lompat Karet Melompati tali karet yang dipegang oleh dua orang. Pemain harus melompati tali tanpa menyentuhnya. Lompat Tali Karet. Karet gelang yang disambung.

Distribusi Permainan Tradisional per Provinsi

Kekayaan permainan tradisional di Indonesia tersebar di seluruh wilayah dari Sabang sampai Merauke, dengan variasi yang mencerminkan kekhasan budaya lokal di setiap provinsi Berikut adalah tabel yang merinci beberapa permainan yang ditemukan di berbagai provinsi di Indonesia:

Provinsi Permainan Tradisional
Aceh Tarek situek massal, geunteut (engrang), ingke (engklek), galah (hadang), tarek talo (tarik tambang)
Sumatera Utara Zondag maandag, margala
Sumatera Barat Cak bur (galah panjang), bakiak, tengkak-tengkak, sepak tekong, badia batuang, mancik-mancik, kalang ambek (galah asin), adu buah para, kuciang-kuciang (congklak), gasiang
Riau Gasing, kelereng batu
Kepulauan Riau Lulu cina buta, goli, canang
Jambi Tejek-tejekan, bedil bambu, taji, kerang, umban tali
Lampung Sundung khulah, yeye, jemamok, kethekan, kucing buta, main lidi, bledukan, lempar selop, ngakuk wai, sasego’an, dentuman (congklak)
Sumatera Selatan Main siamang, cing keluing, gotri ala gotri, damri, bintang beralih, babi-babian, ekar (kelereng)
Bangka Belitung Sembilun, asak-asak, cak ingkling, gasing, pangkak igik karet, sembunyi gong
Banten Aroan balang, gatrik, sondah (engklek)
DKI Jakarta Wak wak kung, tok kadal, gala asin, tuk-tuk geni, petak umpet, karet putar, gundu, balap karung, hompimpa, gangsing 25
Jawa Barat Cingciripit, oray-orayan, boy-boyan, galah asin, gatrik, bebentengan, anyang-anyangan, congklak, hahayaman, ucing-ucingan
Jawa Tengah Jangkungan, engklek, dakon, gobak sodor, neker, benthik, enggrang, delikan, bekel, layangan, cublak-cublak suweng, lompat tali, gangsing
Daerah Istimewa Yogyakarta Bekel, adu kemiri, benthik, dakon, egrang, gasing, layang-layang, nini thowong, watu gatheng
Jawa Timur Congklak, dakon, gobak sodor, layang-layang, lompat tali, gundu, bola bekel, gasing, jamuran, nekeran, patil lele, bentengan, enklek atau angkle
Bali Mengkeb-engkeban, congklak, nyen durine, ngengkebang batu, teklek (engklek), mokaotan (congklak)
Nusa Tenggara Barat Belompongan, panji, berau, bale-balean, kideng, begatrik
Nusa Tenggara Timur Rangku alu
Kalimantan Barat Jajak sisir, luncur-luncuran, telok penyok, sepak beleg, galah kepung (galasin), tapok beleg (canned)
Kalimantan Tengah Bagasing, bekel
Kalimantan Selatan Badaku, balogo, bacit, bagimpar, badurit
Kalimantan Timur Asinan naga, paku lele, begasing, engrang, main kelereng, telepon kaleng, sentokan, meriam bambu, cina boy, ular naga
Kalimantan Utara Cekang
Gorontalo Ponti, awuta, tengge-tengge (engklek)
Sulawesi Barat Mogasing, kalacang, moressu, jekka, mobang-bang, motaru, mosendal, tenteng, layang-layang, biho
Sulawesi Utara Ceklen, tumbu-tumbu blanga, baka-baka sembunyi, cenge-cenge, dodorobe, lompat tali, slepdur, tali koko, enge-enge (engklek)
Sulawesi Tengah Nobangan
Sulawesi Tenggara Enggo sembunyi (petak umpet), kengkeng (engklek)
Sulawesi Selatan Dende, asing (gobak sodor)
Maluku Enggo lari (petak umpet), enggrang batok (lari tempurung), hela rotan (tarik rotan)
Maluku Utara Patah kaleng, cenge-cenge
Papua Kayu malele
Papua Barat Korkouria
Papua Pegunungan Permainan sege, pikon
Papua Selatan Kweritop
Papua Tengah Walinoniwei

Manfaat dan Peran Edukatif Permainan Tradisional

Permainan tradisional adalah media yang sangat efektif untuk pengembangan holistik anak-anak, mencakup aspek fisik, kognitif, dan sosial.

Pengembangan Keterampilan Motorik dan Fisik

Permainan tradisional menuntut aktivitas fisik yang tinggi, yang secara langsung berkontribusi pada kesehatan dan keterampilan motorik. Permainan seperti Lompat Karet, Egrang, dan Gobak Sodor  melatih keterampilan motorik kasar seperti melompat, berlari, dan menjaga keseimbangan tubuh. Sementara itu, permainan seperti Bola Bekel  dan Kelereng  melatih motorik halus dan koordinasi mata-tangan yang lebih presisi. Kegiatan fisik ini juga membantu menyalurkan energi dan ekspresi diri anak-anak.

Peningkatan Kemampuan Kognitif dan Strategi

Banyak permainan tradisional yang melatih kemampuan berpikir dan strategi. Dalam permainan tim seperti Gobak Sodor, anak-anak belajar untuk mengatur strategi agar dapat menang. Mereka harus menganalisis pergerakan lawan dan merencanakan langkah bersama untuk melewati garis penjaga. Permainan Congklak mengajarkan perhitungan, perencanaan, dan kemampuan analitis. Bahkan permainan yang lebih sederhana seperti Engklek mengajarkan tentang urutan dan ketelitian. Aspek kognitif ini memberikan landasan yang kuat untuk kemampuan memecahkan masalah di masa depan.

Pembentukan Karakter dan Kompetensi Sosial

Permainan tradisional secara fundamental adalah media interaksi sosial. Mereka mengajarkan anak-anak untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan berkolaborasi dalam tim. Melalui Gobak Sodor, anak-anak belajar menjadi lebih akrab dan kompak, saling mendukung, dan membaur dengan teman-teman. Permainan ini juga menanamkan nilai-nilai penting seperti sportivitas, kejujuran, disiplin, dan tanggung jawab. Anak-anak belajar menghadapi kekalahan dengan lapang dada dan menghargai lawan main. Manfaat dari permainan tradisional tidak bersifat parsial, melainkan holistik dan saling terkait. Laporan penelitian menunjukkan bahwa peningkatan interaksi sosial dan kognitif terjadi secara sinergis dengan pengembangan motorik. Sebagai contoh, aktivitas fisik dalam permainan seperti Gobak Sodor membutuhkan kerja sama tim, yang pada gilirannya menuntut perumusan strategi bersama. Seluruh proses ini terjadi dalam satu kegiatan yang menyenangkan, melatih anak-anak secara fisik, mental, dan sosial secara bersamaan. Kehilangan permainan ini berarti kehilangan model pendidikan yang terintegrasi dan alami.

Berikut adalah tabel yang mengorganisir manfaat permainan tradisional berdasarkan aspek perkembangan:

Nama Permainan Aspek Motorik & Fisik Aspek Kognitif & Strategi Aspek Sosial & Karakter
Egrang Melatih keseimbangan dan kekuatan fisik. Menguji keberanian dalam mengambil risiko dan keuletan. Membangun keberanian dalam menghadapi tantangan.
Gobak Sodor Melatih kecepatan dan kelincahan. Belajar mengatur strategi dan pengambilan keputusan cepat. Memupuk kerja sama, kekompakan, dan sportivitas.
Congklak Melatih motorik halus dan koordinasi tangan-mata. Mengajarkan strategi, perhitungan, dan keterampilan analitis. Mengajarkan kesabaran, kejujuran, dan berbagi.
Bola Bekel Melatih koordinasi tangan-mata dan motorik halus. Mengajarkan strategi dan ketelitian. Menanamkan sportivitas dan kepatuhan terhadap aturan.
Lompat Karet Melatih keterampilan melompat danmotorik kasar. Mengajarkan urutan dan konsentrasi. Memupuk interaksi sosial dan kerja sama tim.
Tarik Tambang Melat ih kekuatan fisik dan ketahanan. Mengajarkan strategi tim. Menanamkan nilai kebersamaan, kekompakan, dan semangat juang.

Tantangan dan Ancaman di Era Modern

Meskipun memiliki nilai-nilai yang luar biasa, permainan tradisional menghadapi tantangan besar yang mengancam eksistensinya.

Dampak Dominasi Gawai dan Permainan Digital

Dominasi gawai dan permainan digital menjadi salah satu ancaman utama.Kemudahan akses ke permainan digital telah menurunkan minat anak-anak untuk bermain secara langsung. Banyak orang lebih memilih bermain di layar daripada berinteraksi secara fisik, yang berpotensi meminggirkan permainan tradisional. Hal ini juga menciptakan isolasi sosial karena tidak ada interaksi langsung antar-individu, yang secara fundamental berbeda dari pengalaman bermain tradisional yang memupuk kerja sama dan keguyuban. Beberapa permainan digital juga dapat menanamkan pola pikir yang kurang sehat karena mengandung unsur kekerasan atau perilaku yang tidak pantas.

Keterbatasan Ruang Fisik dan Perubahan Gaya Hidup

Urbanisasi dan pembangunan telah mengurangi ketersediaan ruang terbuka seperti lapangan atau halaman, yang merupakan prasyarat penting untuk banyak permainan tradisional. Selain itu, perubahan gaya hidup yang serba cepat dan kesibukan orang tua juga berkontribusi pada terputusnya transmisi budaya. Orang tua yang sibuk cenderung tidak memiliki waktu atau pengetahuan untuk memperkenalkan permainan tradisional kepada anak-anak mereka.

Terputusnya Transmisi Pengetahuan Antar-Generasi

Permasalahan yang lebih mendalam dari sekadar dominasi gawai adalah terputusnya rantai transmisi budaya. Gawai adalah solusi yang menarik dan mudah diakses untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh permainan tradisional yang tidak diajarkan. Ketika orang tua sibuk atau tidak tahu cara bermain, mereka tidak mengajarkan permainan tradisional kepada anak-anak. Akibatnya, anak-anak tidak memiliki pengetahuan atau akses ke permainan tersebut, dan mereka secara alami beralih mencari hiburan alternatif yang tersedia, seperti gawai. Gawai kemudian menjadi akselerator yang mempercepat proses kelupaan, namun penyebab utamanya adalah kegagalan transmisi pengetahuan antar-generasi.

Strategi Pelestarian dan Revitalisasi

Menghadapi tantangan tersebut, berbagai inisiatif telah dilakukan oleh pemerintah, komunitas, dan individu untuk menjaga kelestarian permainan tradisional.

Peran dan Kebijakan Pemerintah

Pemerintah Indonesia telah menunjukkan komitmen dalam pelestarian permainan rakyat. Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 114 Tahun 2022 tentang Strategi Kebudayaan secara eksplisit memasukkan permainan rakyat sebagai objek pemajuan kebudayaan. Strategi ini dirancang untuk jangka waktu 20 tahun dan dapat ditinjau ulang setiap 5 tahun, memberikan kerangka hukum yang kuat untuk upaya pelestarian. Selain itu, ada inisiatif dari Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) untuk mengintegrasikan permainan rakyat dan olahraga tradisional ke dalam pembelajaran di sekolah.

Inisiatif Komunitas dan Organisasi

Inisiatif dari komunitas menjadi tulang punggung pelestarian di tingkat akar rumput. Komunitas seperti Kampoeng Dolanan dan Taman Dolanan Jamblang Gentong memainkan peran vital dalam mengenalkan kembali permainan tradisional kepada generasi muda. Kampoeng Dolanan, misalnya, memiliki program unggulan yang disebut KD Roadshow, di mana mereka mengunjungi berbagai tempat seperti sekolah, kampung, dan acara umum untuk mengedukasi masyarakat tentang permainan tradisional. Selain itu, mereka juga melakukan riset, membuat permainan baru, dan menjualnya dengan konsep sociopreneur. Kolaborasi antara komunitas dan berbagai pihak, termasuk pemerintah dan tokoh masyarakat, sangat penting untuk memastikan keberlanjutan gerakan ini.

Integrasi Permainan dalam Pendidikan Formal

Mengintegrasikan permainan tradisional ke dalam kurikulum pendidikan formal, seperti melalui Kurikulum Merdeka, menawarkan “peluang emas” untuk menghidupkan kembali warisan budaya. Ini memungkinkan penyebaran pengetahuan tentang sejarah, aturan, dan nilai-nilai permainan tradisional secara terstruktur. Permainan dapat digunakan sebagai alat pengajaran lintas-disiplin; misalnya, Congklak untuk mengajarkan konsep matematika, atau Gobak Sodor untuk melatih strategi dan fisika.

Modernisasi Adaptif dan Inovasi Digital

Meskipun gawai menjadi ancaman, ia juga dapat menjadi alat yang kuat untuk revitalisasi. Permainan tradisional dapat dipromosikan melalui media sosial untuk menjangkau audiens yang lebih luas, baik di tingkat lokal maupun internasional. Selain itu, inovasi adaptif seperti mengubah permainan tradisional menjadi game digital interaktif atau aplikasi dapat menarik minat anak-anak era digital tanpa kehilangan esensi permainannya. Pendekatan ini menunjukkan bahwa pelestarian budaya tidak harus menolak modernitas, melainkan dapat beradaptasi dan berkolaborasi dengannya. Upaya pelestarian yang paling efektif adalah yang menggabungkan dukungan kebijakan dari pemerintah (top-down) dengan implementasi yang otentik dan berakar di komunitas (bottom-up). Kebijakan pemerintah memberikan kerangka hukum dan legitimasi di tingkat nasional, sementara kegiatan komunitas langsung di lapangan menciptakan koneksi personal dan pengalaman bermain yang nyata. Sinergi ini memastikan pelestarian tidak hanya menjadi peraturan di atas kertas, tetapi juga gerakan budaya yang hidup dan berkelanjutan.

Kesimpulan

Permainan rakyat Indonesia adalah warisan budaya yang tak ternilai, kaya akan manfaat holistik yang melampaui hiburan semata. Permainan ini berfungsi sebagai alat edukasi informal yang vital, membentuk karakter, mengembangkan keterampilan motorik dan kognitif, serta memperkuat kohesi sosial. Namun, keberadaannya saat ini menghadapi tantangan serius akibat dominasi gawai, keterbatasan ruang fisik, dan terputusnya transmisi pengetahuan antar-generasi. Meskipun tantangannya signifikan, ada harapan besar melalui kolaborasi strategis antara pemerintah, komunitas, lembaga pendidikan, dan individu.

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, berikut adalah rekomendasi strategis untuk memastikan keberlanjutan permainan rakyat Indonesia:

  • Untuk Pemerintah: Diperlukan implementasi yang lebih agresif dari Perpres 114 Tahun 2022 dengan alokasi anggaran khusus untuk program pelestarian permainan rakyat. Pembentukan tim riset nasional untuk mendokumentasikan permainan yang terancam punah di seluruh Indonesia juga sangat penting.
  • Untuk Lembaga Pendidikan: Integrasi permainan tradisional ke dalam kurikulum pendidikan harus didorong. Pendidik dapat menggunakan permainan ini sebagai alat pengajaran lintas-disiplin untuk mata pelajaran seperti matematika, fisika, atau ilmu sosial.
  • Untuk Komunitas Pelestari: Komunitas perlu memperluas model roadshow mereka, tidak hanya di pedesaan tetapi juga di wilayah urban. Penguatan kolaborasi dengan sektor swasta (melalui program Corporate Social Responsibility) dan institusi akademis akan memberikan dukungan finansial dan riset yang dibutuhkan.
  • Untuk Keluarga dan Masyarakat: Peningkatan kesadaran dapat dilakukan melalui kampanye media sosial yang menyoroti manfaat dan keseruan bermain tradisional. Mendorong orang tua untuk menjadi “mentor” dan mengajarkan setidaknya satu permainan tradisional kepada anak-anak mereka dapat membantu mengembalikan rantai transmisi budaya yang hilang. Mengingat bahwa penyebab utama kelangkaan permainan ini adalah terputusnya transmisi pengetahuan antar-generasi, inisiatif pada level keluarga adalah kunci utama.

Referensi

Works cited

  1. 20 Contoh Permainan Tradisional Indonesia & Aturan Mainnya …, accessed August 22, 2025, https://www.telkomsel.com/jelajah/jelajah-lifestyle/20-contoh-permainan-tradisional-indonesia-aturan-mainnya
  2. Permainan Tradisional Indonesia: Mengenal Kekayaan Budaya dan Nilai-Nilainya – BPMPP, accessed August 22, 2025, https://bpmpp.uma.ac.id/2023/06/19/permainan-tradisional-indonesia-mengenal-kekayaan-budaya-dan-nilai-nilainya/
  3. PERPRES No. 114 Tahun 2022 – Peraturan BPK, accessed August 22, 2025, https://peraturan.bpk.go.id/Details/225310/perpres-no-114-tahun-2022
  4. transformasi permainan tradisional menjadi game online di era kemajuan teknologi modern dan dampaknya – WARUNAYAMA, accessed August 22, 2025, https://ejournal.warunayama.org/index.php/triwikrama/article/download/1148/1086/3662
  5. Pengaruh Gadget Terhadap Permainan Tradisional | Jurnal Bengkulu, accessed August 22, 2025, https://www.jurnalbengkulu.com/pengaruh-gadget-terhadap-permainan-tradisional
  6. Permainan Tradisional Anak Nusantara, accessed August 22, 2025, https://badanbahasa.kemendikdasmen.go.id/resource/doc/files/56._Isi_dan_Sampul_Permainan_Tradisional_Anak_Nusantara.pdf
  7. Katalog Permainan Tradisional Indonesia – Wikibuku, accessed August 22, 2025, https://id.wikibooks.org/wiki/Katalog_Permainan_Tradisional_Indonesia
  8. PERMAINAN TRADISIONAL BAGI ANAK USIA DINI DI KALIMANTAN BARAT – Jurnal Untan, accessed August 22, 2025, https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jvip/article/download/52206/75676592030
  9. Makna Filosofis dalam Permainan Tradisional Anak di Jawa, accessed August 22, 2025, https://lafinus.wordpress.com/2014/06/15/makna-filosofis-dalam-permainan-tradisional-anak-di-jawa/
  10. Mengenal Kembali Permainan Tradisional Nusantara: Asal Usul …, accessed August 22, 2025, https://disdikpora.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/62_mengenal-kembali-permainan-tradisional-nusantara-asal-usul-dan-nilainya
  11. Inilah Makna Filosofi yang Luar Biasa dari Permainan Congklak, accessed August 22, 2025, https://prokopim.bengkaliskab.go.id/web/detailberita/7243/2017/08/24/inilah-makna-filosofi-yang-luar-biasa-dari-permainan-congklak
  12. Filosofi Keseimbangan Hidup dalam Permainan Tradisional Egrang – Indonesia Kaya, accessed August 22, 2025, https://indonesiakaya.com/pustaka-indonesia/seimbang-melangkah-menuju-harapan/
  13. Tariktambang Permainan Tradisional yang Sarat Makna dan Sejarah – RRI, accessed August 22, 2025, https://rri.co.id/lain-lain/1757420/tariktambang-permainan-tradisional-yang-sarat-makna-dan-sejarah
  14. Permainan Tradisional dalam Mengembangkan Karakter Kerjasama …, accessed August 22, 2025, https://murhum.ppjpaud.org/index.php/murhum/article/view/255
  15. Mengenal Permainan Tradisional, Mulai dari Manfaat hingga Kategori Permainannya, accessed August 22, 2025, https://kumparan.com/kabar-harian/mengenal-permainan-tradisional-mulai-dari-manfaat-hingga-kategori-permainannya-1wRxnNcf9dh
  16. Karakteristik Permainan Tradisional Halaman 1 – Kompasiana.com, accessed August 22, 2025, https://www.kompasiana.com/rifani57187/641e199c08a8b50a8974a7c2/karakteristik-permainan-tradisional
  17. 17 Permainan Tradisional Indonesia yang Seru, Kreatif & Menyehatkan – Tokopedia, accessed August 22, 2025, https://www.tokopedia.com/blog/permainan-tradisional-asli-indonesia/?utm_source=google&utm_medium=organic
  18. 15 Permainan Tradisional Seru yang Perlu Kamu Coba – Gramedia, accessed August 22, 2025, https://www.gramedia.com/literasi/15-permainan-tradisional-seru-yang-perlu-kamu-coba/
  19. Permainan Tradisional Indonesia yang Digemari Hingga Saat Ini, accessed August 22, 2025, https://sahabat.pegadaian.co.id/artikel/inspirasi/permainan-tradisional
  20. PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ANAK | Dewi, accessed August 22, 2025, https://ejournal.unipas.ac.id/index.php/DW/article/view/63
  21. Olahraga dan Permainan Tradisional – Fakultas Ilmu Keolahragaan UM – Universitas Negeri Malang, accessed August 22, 2025, https://fik.um.ac.id/wp-content/uploads/2021/07/buku-olahraga-dan-permainan-tradisional.pdf
  22. PERMAINAN TRADISIONAL UNTUK MEMPERKUAT INTERAKSI …, accessed August 22, 2025, https://seminar.ustjogja.ac.id/index.php/semnas_LP2M_UST/article/download/613/195/865
  23. Permainan Engklek: Permainan Tradisional yang Ada Indonesia sejak Zaman Kolonial, accessed August 22, 2025, https://www.goodnewsfromindonesia.id/2022/12/15/permainan-engklek-permainan-tradisional-yang-ada-indonesia-sejak-zaman-kolonial
  24. bab ii. permainan tradisional egrang di kota bandung – Elibrary Unikom, accessed August 22, 2025, https://elibrary.unikom.ac.id/id/eprint/7879/9/UNIKOM_Robi%20Firmansyah%20Dalimonte_BAB%20II.pdf
  25. Daftar Permainan Tradisional dari 37 Provinsi di Indonesia, accessed August 22, 2025, https://regional.kompas.com/read/2022/07/21/213359278/daftar-permainan-tradisional-dari-37-provinsi-di-indonesia?page=all
  26. Sejarah Permainan Gobak Sodor | PDF – Scribd, accessed August 22, 2025, https://id.scribd.com/document/336334166/Sejarah-Permainan-Gobak-Sodor
  27. Gobak Sodor, Permainan Tradisional yang Terinspirasi dari Latihan Prajurit, accessed August 22, 2025, https://www.goodnewsfromindonesia.id/2022/12/19/gobak-sodor-permainan-tradisional-yang-terinspirasi-dari-latihan-prajurit
  28. How to Play Sungka (Congkak): Game Rules & Strategies – wikiHow, accessed August 22, 2025, https://www.wikihow.com/Play-Congkak
  29. Ingin Bernostalgia? Telisik Asal-usul Permainan Tradisional Anak-anak. – Semua Halaman, accessed August 22, 2025, https://nationalgeographic.grid.id/read/132892647/ingin-bernostalgia-telisik-asal-usul-permainan-tradisional-anak-anak?page=all
  30. 20 Permainan Tradisional Indonesia yang Bisa Dimainkan Saat Liburan – detikcom, accessed August 22, 2025, https://www.detik.com/sumbagsel/budaya/d-7704914/20-permainan-tradisional-indonesia-yang-bisa-dimainkan-saat-liburan
  31. Sejarah Permainan Tradisional Gasing beserta Cara Memainkannya | kumparan.com, accessed August 22, 2025, https://kumparan.com/seputar-hobi/sejarah-permainan-tradisional-gasing-beserta-cara-memainkannya-233fSvbUYsj
  32. Permainan Tradisional Sumatra Barat, dari Sipak Sekong hingga Gasiang – Bobo.ID, accessed August 22, 2025, https://bobo.grid.id/read/084221243/permainan-tradisional-sumatra-barat-dari-sipak-sekong-hingga-gasiang?page=all
  33. Permainan Tradisional Sumatera Barat – Wikibuku bahasa Indonesia, accessed August 22, 2025, https://id.wikibooks.org/wiki/Permainan_Tradisional_Sumatera_Barat
  34. Pentingnya Permainan Tradisional bagi Anak – Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kabupaten Sleman, accessed August 22, 2025, https://kebudayaan.slemankab.go.id/post/pentingnya-permainan-tradisional-bagi-anak-1
  35. M Media Permainan Tradisional Dalam Membentuk Interaksi Sosial Anak Tunagrahita, accessed August 22, 2025, http://jurnal.stkipbima.ac.id/index.php/GW/article/view/1917
  36. Hilangnya Permainan Tradisional Penyebab Hilangnya Karakter Generasi Muda? Halaman 1 – Kompasiana.com, accessed August 22, 2025, https://www.kompasiana.com/hajiahmadsyaihu2101/635f2ef94addee6b8b446532/hilangnya-permaina-tradisional-penyebab-hilangnya-karakter-generasi-muda
  37. FAKTOR PENYEBAB TERGERUS BUDAYA PERMAINAN TRADISIONAL DI DESA TALANG DUKUN OGAN ILIR, accessed August 22, 2025, https://ojs.co.id/1/index.php/jip/article/download/1315/1572/3851
  38. Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional Akan Masuk dalam Pembelajaran | Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, accessed August 22, 2025, https://www.kemenkopmk.go.id/permainan-rakyat-dan-olahraga-tradisional-akan-masuk-dalam-pembelajaran
  39. Kampoeng Dolanan – Ayo Main Bersama, accessed August 22, 2025, https://kampoengdolanan.or.id/
  40. PARTISIPASI PEMUDA DALAM PELESTARIAN PERMAINAN TRADISIONAL (STUDI KASUS KOMUNITAS TAMAN DOLANAN JAMBLANG GENTONG, KABUPATEN BANTUL) – Institutional Repository UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, accessed August 22, 2025, https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/46284/
  41. Permainan Tradisional dan Kurikulum Merdeka, Peluang Emas untuk Menghidupkan Warisan Budaya – Radar Banyuwangi, accessed August 22, 2025, https://radarbanyuwangi.jawapos.com/edukasi/756034495/permainan-tradisional-dan-kurikulum-merdeka-peluang-emas-untuk-menghidupkan-warisan-budaya
  42. 5 Cara Melestarikan Permainan Tradisional agar Terus Dikenal – Orami, accessed August 22, 2025, https://www.orami.co.id/magazine/cara-melestarikan-permainan-tradisional
  43. Upaya Melestarikan Permainan Tradisional Engklek melalui Teknologi Digital Interaktif. – Journals of Telkom University, accessed August 22, 2025, https://journals.telkomuniversity.ac.id/rupa/article/download/1011/845/3274
  44. Membangun Generasi Harmonis Lewat Permainan Tradisional – tangselxpress.com, accessed August 22, 2025, https://tangselxpress.com/2025/08/16/membangun-generasi-harmonis-lewat-permainan-tradisional/
  45. Melestarikan Permainan Tradisional Kepada Anak-anak di Dusun Ngandong, accessed August 22, 2025, https://desapatuk.gunungkidulkab.go.id/first/artikel/2111-Melestarikan-Permainan-Tradisional-Kepada-Anak-anak-di-Dusun-Ngandong
  46. Kurangi Ketergantungan Gawai Dengan Permainan Tradisional, accessed August 22, 2025, https://uny.ac.id/id/berita/kurangi-ketergantungan-gawai-dengan-permainan-tradisional
  47. Mengenal Kembali Permainan Tradisional Nusantara: Asal Usul dan Nilainya, accessed August 22, 2025, https://ditsmp.kemendikdasmen.go.id/ragam-informasi/article/mengenal-kembali-permainan-tradisional-nusantara-asal-usul-dan-nilainya
  48. Mengenal dan Melestarikan Budaya : Permainan Tradisional Egrang – Kalurahan Tepus, accessed August 22, 2025, https://desatepus.gunungkidulkab.go.id/first/artikel/3954-Mengenal-dan-Melestarikan-Budaya—Permainan-Tradisional-Egrang
  49. Sejarah | permainangasing – Wix.com, accessed August 22, 2025, https://fafa94bp.wixsite.com/permainangasing/sejarah
  50. Ini 14 Permainan Tradisional Jatim yang Kini Jarang Ditemui – detikcom, accessed August 22, 2025, https://www.detik.com/jatim/berita/d-7725991/ini-14-permainan-tradisional-jatim-yang-kini-jarang-ditemui
  51. 7 Permainan Tradisional Jawa Tengah dan Cara Bermainnya yang Seru – detikcom, accessed August 22, 2025, https://www.detik.com/jateng/budaya/d-7930315/7-permainan-tradisional-jawa-tengah-dan-cara-bermainnya-yang-seru
  52. permainan tradisional bagi anak usia dini di kalimantan barat – ResearchGate, accessed August 22, 2025, https://www.researchgate.net/publication/358334235_PERMAINAN_TRADISIONAL_BAGI_ANAK_USIA_DINI_DI_KALIMANTAN_BARAT

Indonesian Children’s Game – How to Play Congklak – YouTube, accessed August 22, 2025, https://www.youtube.com/watch?v=An0syZQapfA

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

CAPTCHA ImageChange Image

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.