Category: | Books |
Genre: | Reference |
Author: | AKBAR TANJUNG |
..Saudagar mengelola Partai…? ada Krisis dan caci maki, ya tinggal cabut aja..tidak seperti kita, tetap bertahan melawan badai bahkan terkadang menghadapi ancaman fisik…….anehnya, tidak seperti biasa pada hari-hari sebelumnya, dimana para mahasiswa biasanya sangat sulit mendekati gedung DPR/MPR, pada tanggal 18 Mei1998 itu para mahasiswa dengan mudah dapatmemasuki gedung wakil rakyat tersebut…terkait dengan tuntutan reformasi total dan berhentinya Soeharto…militer yang biasanya bertindajk tegas pada hari itu tidak tampak melakukan pencegahan terhadap para mahasiswa dsan kelompok unjuk rasa…mengejutkan bahwa DPR yang didominasi Golkar, partainya Soeharto tersebut, telah membuat pernyataan yang selama ini hanya pantas dilakukan oleh para demonstran dan kelompok anti Suharto. lebih mengejutkan lagi, Wakil ketua DPR dari Fraksi ABRI, Syarwan Hamid, terlihat riang sambil mengacung-acungkan jempolnya, ketika pernyataan pers yang diliput televisi tersebut di bacakan oleh Harmoko…Melalui dukungan militer, birokrasi, dan sistem politik yang dirancang rezim Orde Baru, Golkar berhasil membangun kelembagaan politik yang kuat, tercermin dalam jaringan kesisteman dan organisasi yang mencakup seluruh wilayah Indonesia.Diposisikan sebagai kekuatan politik alternatif dari sistem kepartaian yang bersifat sektarian pada awal Orde Baru, Golkar berkembang menjadi mesin politik Orde Baru, yang pada dasarnya menjadikannya bukan sebagai kekuatan politik yang memerintah (the ruling party), melainkan sebagai “partainya pemerintah” (the ruler’s party) yang sentralistik, paternalistik, hegemonik, dan tidak demokratis.Karena itu, pada era reformasi, ketika rezim Orde Baru tumbang, banyak orang yang menyuarakan runtuhnya Golkar bersama rezim yang menjadi patron politiknya.
Pada kenyataannya, Golkar tidak karam. Pengibaratan orang terhadapnya sebagai The Sinking Titanic keliru. Kecanggihan strategi dan permainan politik Golkar mampu membawa perubahan mendasar yang menjadikan Golkar tidak hanya tetap survive, tetapi juga selalu akan menjadi tantangan besar bagi para pesaingnya.
Metode kualitatif Akbar dalam disertasinya sudah layak dan telah dipertahankan di depan sidang guru besar. Untuk membantahnya, harus melalui analisis yang kuat pula. Jika pihak Partai Golkar keberatan dengan analisis Akbar, disarankan agar Partai Golkar mengeluarkan analisis tandingan.
Indra J Piliang — Pengamat politik dan peneliti CSIS