PROFIL PROVINSI KEPULAUAN RIAU

  1. I. LETAK DAN LUAS WILAYAH

Provinsi Kepulauan Riau terbentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 25 tahun 2002 merupakan Provinsi ke-32 di Indonesia yang  mencakup Kota Tanjungpinang, Kota Batam, Kabupaten Bintan, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna,  Kabupaten Lingga dan Kabupaten Kepulaan Anambas. Secara keseluruhan Wilayah Kepulauan Riau terdiri dari 5 Kabupaten dan 2 Kota, 47 Kecamatan serta 274 Kelurahan/Desa dengan jumlah 2.408 pulau besar dan kecil dimana 30% belum bernama dan berpenduduk. Adapun luas wilayahnya sebesar 252.601 Km2, di mana sekitar 96% – nya merupakan lautan dan hanya sekitar 4% merupakan wilayah darat, dengan batas wilayah sebagai berikut :

Utara : Vietnam dan Kamboja
Selatan : Prov. Kep. Bangka Belitung dan Jambi
Barat : Negara Singapura, Malaysia dan Prov. Riau
Timur : Malaysia, Brunei dan Prov. Kalimantan Barat

 

 

 

Letak geografis yang strategis (antara Laut Cina Selatan dan Selat Malaka) dengan potensi alam yang sangat potensial. Provinsi Kepulauan Riau dimungkinkan untuk menjadi salah satu pusat pertumbuhan ekonomi bagi Republik Indonesia dimasa depan.

 

 

Tabel 1. Luas Provinsi Kepulauan Riau
No Kabupaten/

Kota

Luas Darat (Km2) Luas Laut (Km2) Jumlah (Km2)
1 Kab. Karimun 1.524 6.460 7.984
2 Kota Batam 715 855 1.570
3 Kota T. Pinang 239 573 812
4. Kab. Bintan 1.946 57.905 59.852
5. Kab. Lingga 2.117 38.364 40.482
6 Kab. Natuna 3.235 138.665 141.901
Jumlah 252.601

 

 

  1. II. PERTUMBUHAN EKONOMI

 

  • Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2006 adalah sebesar 7.4 %.
  • Sektor-sektor yang tumbuh dengan baik (lebih cepat dari pertumbuhan total PDRB) pada tahun 2006 antara lain sektor pengangkutan dan komunikasi (8,51%), sektor industri pengolahan (7,41%), sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan (6,89%), sektor jasa (6,77%), serta sektor perdagangan, hotel dan restoran (6,69%).

 

 

 

Tabel. 2 Kontribusi (Share) Per-Sektor Terhadap Pembentukan PDRB

Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2001-2006

 

 

  • PDRB Perkapita Provinsi Kepulauan Riau dalam lima tahun terakhir (2001-2005) cenderung mengalami kenaikan. Pada tahun 2001 PDRB Perkapita (Atas Harga Berlaku – Tanpa Migas) sebesar Rp.22,808 juta, dan pada tahun 2005 meningkat sehingga menjadi sebesar Rp.29,348 juta. Namun secara riil (tanpa memperhitungkan inflasi) PDRB Perkapita (tanpa gas) pada tahun 2001 hanya sebesar Rp.20,397 juta dan pada tahun 2005 meningkat menjadi sebesar Rp.22,418 juta.

 

 

III. PENDUDUK DAN TENAGA KERJA

Tabel 3. Jumlah Penduduk di Provinsi Kepulauan Riau

sampai akhir tahun 2006

Uraian Kabupaten/Kota Prov. Kepri
TPI Batam Bintan Karimun Natuna Lingga
1 2 3 4 5 6 7 8
Penduduk

(jiwa)

139,666

 

685,438

 

 

119,237

 

199,745

 

91,733

 

82.590

 

1,313,923

 

Persentase 12,5 49,3 9,1 15.6 7.1 6.3 100%

 

  • Angkatan Kerja pada tahun 2006 adalah 575.077 orang.

 

 

Hal ini berarti setiap angkatan kerja menanggung 2,7 orang lainnya. Ratio ini masih tergolong cukup baik.

  • Pengangguran dalam  tahun  2006 berjumlah 61.478 orang  (6% dari jumlah penduduk).

 

Tabel 4   : Upah Minimum Propinsi (UMP) dan Upah Minimum

Kota/kabupaten   Se Provinsi Kepri Tahun 2007

No Kabupaten/Kota UMP UMK
1 Batam Rp.805,000 Rp.860,000
2 Tanjung Pinang Rp.805,000 Rp.805,000
3 Bintan Rp.805,000 Rp.805,000
4 Karimun Rp.805,000 Rp.818,000
5 Lingga Rp.805,000 Rp.805,000
6 Natuna Rp.805,000 Rp.817,000

 

 

IV. POTENSI DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU

 

A.  INDUSTRI

 

Industri manufaktur yang berskala kecil sampai sedang dan industri besar, terutama industri perkapalan, agroindustri dan perikanan. Saat ini industri yang paling banyak di Kepulauan Riau adalah industri elektronik seperti PCB, komponen komputer, peralatan audio dan video dan bagian otomotif. Industri ringan lainnya seperti industri barang-barang, garmen, mainan anak – anak, peralatan rumah tangga. Industri lainnya fabrikasi baja, penguliran pipa, peralatan eksplorasi minyak, pra-fabrikasi minyak, jacket lepas pantai dan alat berat terdapat di Bintan, Batam dan Karimun.

Disamping itu, kegiatan perdagangan di Kepulauan Riau difokuskan pada ekspor dan impor dengan total nilai ekspor di tahun 2004 mencapai USD 4.910 milyar dan impor USD 4.175 milyar yang berasal dari kegiatan ekspor 95 perusahaan ke 60 negara. Nilai Ekspor melampaui nilai impor.

Selanjutnya, untuk menyongsong Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Batam, Bintan, dan Karimun, nilai investasi asing yang telah ditanam mencapai  US$ 543.200.000.

 

 

B. PERTAMBANGAN

 

Potensi sumber daya alam mineral dan energi yang relatif cukup besar dan bervariasi baik berupa bahan galian A (strategis), bahan galian B (vital) maupun bahan galian golongan C yang dapat dilihat sebagai berikut :

 

Tabel. 5 Jumlah Cadangan Bahan Galian di Provinsi Kepulauan Riau

 

No Jenis Bahan Galian Kabupaten/Kota Jumlah Cadangan
1 Minyak Bumi Natuna 298,81 MMBO
2 Gas Alam Natuna 55,3 TSCF
3 Timah Karimun

Lingga

11.360.500 m3

4 Bauksit Bintan

Karimun

Lingga

T. Pinang

3.832.500 m3

1.150.000 m3

5 Pasir Besi Lingga

Natuna

6 Zircon Lingga
7 Antimon Natuna
8 Granit Karimun

Bintan

Natuna

Lingga

4.204.840 ton

19.662.288.605 m3

9 Pasir Darat Karimun

Lingga

Bintan

16.800.000 m3

10 Pasir Laut Karimun

Bintan

– 7.164.348.267 ton
11 Kuarsa Karimun

Natuna

Lingga

84.930.000 m3

12 Granulit Natuna
13 Diorit Natuna

Lingga

882.000.000

14 Andesit Natuna

Karimun

20.000.000 m3

15 Rijang Natuna 78.013.300.931 m3
16 Feldspar Lingga
17 Kaolin Lingga
18 Batu setengah permata Lingga
19 Hornfels Natuna 43.240.000 m3
20 Batuan Ultrafamic Natuna 36.555.921.955 m3

Catatan :   –    belum ada data

 

 

 

 

 

 

C. PARIWISATA

 

Provinsi Kepulauan Riau merupakan gerbang wisata mancanegara kedua setelah Pulau Bali. Jumlah wisatawan asing sebesar 1,5 juta orang pada tahun 2005. Objek wisata di Provinsi Kepulauan Riau antara lain wisata pantai yang terletak di berbagai Kabupaten dan Kota. Pantai Melur dan Pantai Nongsa di Kota Batam, Pantai Belawan di Kabupaten Karimun, Pantai Lagoi, Pantai Tanjung Berakit, Pantai Trikora, dan Bintan Leisure Park di Kabupaten Bintan. Kabupaten Natuna terkenal dengan wisata baharinya seperti snorkeling.

Selain wisata pantai dan bahari, Provinsi Kepulauan Riau juga memiliki objek wisata lainnya seperti cagar budaya, makam-makam bersejarah, tarian-tarian tradisional serta event-event khas daerah. Di kota Tanjungpinang terdapat pulau penyengat sebagai pulau bersejarah karena di pulau ini terdapat mesjid bersejarah dan makam-makam Raja Haji Fisabililah dan Raja Ali Haji yang kedua-duanya adalah pahlawan nasional.

Jika dilihat dari fasilitas hotel sebagai sarana bagi para wisatawan maka Kota Batam merupakan Kota dengan jumlah Hotel, Kamar dan Tempat Tidur paling banyak. Melalui tabel berikut kita dapat mengetahui perbandingan Batam dan pintu masuk utama para wisatawan di Provinsi Kepulauan :

 

Tabel. 6 Jumlah Fasilitas Hotel, Kamar dan Tempat Tidur
Pintu Masuk Utama Wisatawan Provinsi Kepulauan Riau

 

Kabupaten/Kota Hotel Kamar Tempat Tidur
Melati Bintang
Batam 83 56 6.725 8.258
Karimun 58 14 2.847 3.143
Bintan 10 7 1,431 2.883
Natuna 17 0 234 275
Tanjung Pinang 48 12 2.499 2.825
Lingga 5 0 69 133
Prov Kepri 221 89 13.805 17.520

Fasilitas ini sesuai dengan daya tampung dan daya tarik Batam sebagai pintu utama wisatawan memasuki Provinsi Kepulauan Riau. Kondisi ini terlihat dari banyaknya turis manca negara yang menjadikan Batam sebagai pintu masuk utama.

Tabel. 7 Jumlah Wisatawan Yang Masuk Melalui Pintu Masuk Utama  Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2003-2005

 

Kabupaten/Kota 2003 2004 2005
Batam 1.285.192 1.527.131 909.111
Bintan 261.724 292.654 282.137
Karimun 220.976 229.332 203.766
Tanjung Pinang 173.587 248.098 172.417
Total 1.941.479 2.297.215 1.567.433

 

Dari tabel di atas terlihat bahwa secara rata-rata lebih dari 60% wisatawan masuk melalui Batam sementara sisanya masuk melalui Tanjung Uban, Karimun, Tanjung Pinang.

 

 

 

 

 

D. PERTANIAN

 

Hampir diseluruh  wilayah Kabupaten/Kota di  Provinsi  Kepulauan  Riau  berpotensi untuk  diolah  menjadi  lahan  pertanian  dan  peternakan mengingat tanahnya subur.  Sektor  pertanian merupakan  sektor  yang  strategis terutama di  Kabupaten Bintan, Kabupaten Karimun, dan Kota Batam. Disamping palawija dan holtikultura, tanaman lain seperti kelapa, kopi, gambir, nenas, cengkeh sangat baik untuk dikembangkan. Demikian juga di Kabupaten Kepulauan Riau dan Lingga sangat cocok untuk ditanami buah-buahan dan sayuran. Di beberapa pulau sangat cocok untuk perkebunan kelapa sawit.

 

Tabel. 8 Luas Lahan menurut Jenis Lahan

Di ProvinsiKepulauan Riau Tahun 2006

 

KAB/KOTA POTENSI LAHAN (HA) KOMODITAS (HA)
PERKEBUNAN BUAH SAYURAN
BINTAN 17.379 6.652 8.707 2.020
KARIMUN 4.637,4 805,5 3.377,8 454,1
NATUNA 21.117 5.386 8.308 7.423
BATAM 8.553,98 355,04 6.906,6 1.292,34
TANJUNG PINANG 7.382 363 6.766 253
LINGGA 14.361 500 13.426 435
TOTAL 73.430,38 14.061,54 47.491,4 11.877,44

Sumber data: Dinas Pertanian Provinsi Kepulauan Riau

 

Tabel. 8 Produksi Tanaman Buah-Buahan menurut Jenis dan Kabupaten/Kota Tahun 2004

 

Kabupaten /Kota

Pisang (Ton)

Durian (Ton)

Duku Lansium (Ton)

Mangga (Ton)

Jeruk (Ton)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)
01. Bintan 1.429 423 44 116 25
02. Batam 393,68 62 20 99 73
03. Karimun 867 522 0 799 200
04. Natuna 157 3.532 301 1.200 581
05. Tanjungpinang 74 14
06. Lingga
Provinsi

Kepulauan Riau

2.920 4.539 365 2.228 879

 

Kabupaten /Kota

Rambutan (Ton)

Pepaya (Ton)

Nenas (Ton)

Jambu (Ton)

Lainnya (Ton)

(1) (7) (8) (9) (10) (11)
01. Bintan 559 533 7.520 48 531
02. Batam 420,29 150,15 159,39 7 48
03. Karimun 103 101 14.330 122
04. Natuna 402 240 31 87 1.324
05. Tanjungpinang 29 74 13 64
06. Lingga
Provinsi

Kepulauan Riau

1.513,29 1.098,15 22.053,39 142 2.089

 

 

E. PETERNAKAN

Potensi di bidang peternakan difokuskan pada ternak itik, ternak sapi, ternak ayam dan ternak kambing yang umumnya masih dilaksanakan oleh peternakan kecil.

 

 

 

 

Tabel. 9 Potensi Ternak di Provinsi Kepulauan Riau
No. Jenis Jumlah
Populasi (ekor) Pemotongan (Ekor) Daging (Kg)
1 Sapi 9.910 7.689 10.021.351
2 Kerbau 19.704 18 3.397
3 Kambing 351 7.646 94.239
4 Babi 680.380 201.465 8.426.640
5 Ayam Buras 904.417 745.110 904.593
6 Ayam R. Petelur 258.390 219.191 492.335
7 Ayam Pedaging 442.636 1.134.132 1.508.394
8 Itik 70.275 120.670 136.652

 

 

F. KELAUTAN

 

Sebagai Provinsi Kepulauan, wilayah ini terdiri atas 96 % lautan. Kondisi ini sangat mendukung bagi pengembangan usaha budidaya perikanan mulai usahapembenihan sampai pemanfaatan teknologi  budidaya maupun penangkapan. Di Kabupaten Karimun terdapat budidaya Ikan kakap, budidaya rumput laut, kerambah jaring apung. Kota Batam, Kabupaten Bintan, Lingga dan Natuna juga memiliki potensi yang cukup besar dibidang perikanan. Selain perikanan tangkap di keempat Kabupaten tersebut, juga dikembangkan budidaya perikanan air laut dan air tawar. Di kota Batam tepatnya di Pulau Setoko, bahkan terdapat pusat pembenihan ikan kerapu yang mampu menghasilkan lebih dari 1 juta benih setahunnya.

 

Tabel 10. Jenis Komoditas yang dikembangkan di Loka Budidaya Laut Batam

No Jenis Produksi Produksi (benih) Teknologi yang dihasilkan Daerah Distribusi
1 Kakap Putih 500.000 Produksi Massal Propinsi Riau
2 Kakap Macan 80.000 Produksi Massal Propinsi Kepulauan Riau
3 Bawal Bintang 60.000 Peningkatan SR, saat SR -nya 5% Propinsi Sumatera Barat
4 Kerapu Bebek 120.000 Peningkatan SR, saat SR -nya 1,25% Propinsi Kalimantan Selatan
5 Gonggong Pemeliharaan larva dan identifikasi pakan Propinsi Kalimantan Barat
6 Kakap Merah Pemeliharaan larva dan peningkatan SR, saat ini SR-nya0,001% Propinsi DKI Jakarta
7 Kakap Mata Kucing 100.000 Produksi Massal Propinsi Sumatera Utara
8 Kerapu Lumpur Pemijahan
9 Kerapu Kertang Pemijahan
10 Kerapu Sunu Kegiatan TA 2006
11 Rumput Laut Kegiatan TA 2006
12 Abalone Kegiatan TA 2006

 

 

 

F.1. PERIKANAN TANGKAP DAN BUDIDAYA

Perikanan Tangkap wilayah pengelolaan laut Cina Selatan, Natuna dan ZEEI.

 

Tabel 11. Potensi dan Tingkat Pemanfaatan Potensi Perikanan

Tahun 2004.

No Jenis Ikan Sumberdaya

tersedia (Ton)

Tingkat

pemanfaatan (%)

1 Ikan Pelagis Kecil

(Ikan Parang-parang, Ikan Teri, Ikan Selar, Ikan Kembung dan Ikan Tembang

513.000 65
2 Ikan Demersal

(Ikan Kakap, Ikan Pari,dll)

656.000 75
3 Udang Paneid 11.000 100
4 Lobster 400 60
5 Cumi – cumi 2.697 90
6 Ikan Karang

(Ikan Ekor Kuning,Ikan Pisang-pisang,Ikan Baronang, Ikan Kerapu, Ikan Napoleon)

27.656 75
7 Ikan Hias 293.595,5
TOTAL 1.504.348,5

 

Selama ini pemanfaatan potensi kelautan dan perikanan didominasi oleh perikanan tangkap dilaut. Pada tahun 2004, produksi perikanan tercatat sebesar 178.802,7 ton. Sejumlah 177.967,8 ton (99,5%) berasal dari perikanan tangkap dilaut. Diikuti oleh produksi perikanan budidaya laut sebesar 827,2 ton (0,4%) dan produksi budidaya air payau (tambak) sebesar 7,7 ton (0,1%). Sampai akhir 2004, jumlah rumah tangga perikanan (RTP) tangkap sebesar 33.670 RTP. Sedangkan untuk perikanan budidaya jumlah RTP sebesar  6.126 RTP.

 

 

 

 

Tabel 12.  Jumlah Rumah Tangga Perikanan di

Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2004

 

No Kabupaten/ Kota Rumah Tangga Perikanan
Tangkap Budidaya
1. Kabupaten Bintan 8.010 200
2. Kabupaten Lingga 5.256 300
3. Kabupaten Natuna 9.986 3.000
4. Kabupaten Karimun 1.567 1.000
5. Kota Tanjung Pinang 1.240 90
6. Kota Batam 7.591 1.536
Jumlah 33.670 6.126

Dalam tahun yang sama jumlah armada perikanan tercatat 28.453 buah terdiri dari Perahu Tanpa Motor (PTM) sejumlah 9.649 buah, Motor Tempel (MT) 2.701, Kapal ? 30 GT sejumlah 15.166 dan Kapal ? 30 GT 937.

 

Tabel 13. Jumlah Kapal Penangkap Ikan di

Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2004

No Kabupaten/ Kota Kapal Penangkap Ikan Jumlah
PTM MT ? 30 GT ? 30 GT
1. Kab. Bintan 2.852 130 4.432 96 7510
2. Kab. Lingga 1.764 68 2.267 4.099
3. Kab. Natuna 1.526 21 3.989 9 5.543
4. Kab. Karimun 2.192 584 3.833 497 7.106
5. Kota Tanjung Pinang 310 509 127 946
6. Kota Batam 1.005 1.898 138 208 3.249
Jumlah 9.649 2.701 15.166 937 28.453

 

 

Keterangan :

PTM    = Perahu Tanpa Motor

MT       = Motor Tempel

 

 

F.2. SUMBER DAYA PESISIR DAN PULAU-PULAU

Sumber daya pesisir dan pulau-pulau  kecil  tersebar di wilayah perairan  Kabupaten Bintan, Natuna, Karimun, Lingga, Kota  Batam  dan  Tanjungpinang.

Tabel 14. Potensi Sumberdaya Pesisir dan Pulau-pulau Kecil

No Jenis Sumberdaya Luas (Ha)

Wilayah Sebaran Ekosistem

1 Terumbu Karang 50.718,3 Kota Batam, Kabupaten Bintan, Kabupaten Natuna dan Kabupaten Lingga
2 Hutan Bakau(Mangrove) 57.849,2 Se- Provinsi Kepulauan Riau
3 Padang Lamun 11.489,6 Se- Provinsi Kepulauan Riau
4 Rumput Laut 37.634,8 Kabupaten Kepulauan Riau

 

F.3. MINYAK, GAS BUMI  DAN KAPAL TENGGELAM

  • Minyak dan Gas Bumi terdapat di perairan Natuna (Kab. Natuna). Berdasarkan data dari hasil survey bahwa jumlah cadangan minyak bumi di Provinsi Kepulauan Riau sebesar 291.81 MMBO dan produksi rata-rata pertahun 16,121 MMBO, sedangkan jumlah cadangan gas sebesar 55,3 TSCF
  • Barang  muatan  bekas  kapal   tenggelam  banyak  didapati  di  perairan bagian timur  Kab. Kep. Riau, perairan Lingga dan Natuna

 

F.4. INDUSTRI  KELAUTAN

Industri Kelautan yang ada di Provinsi Kepulauan Riau, diantaranya adalah :

  • Industri pembuatan dan perawatan kapal

Industri penunjang kegiatan perkapalan , terdapat 105 industri perkapalan di seluruh wilayah Provinsi Kepulauan Riau

 

 

V. PENDIDIKAN

Sampai dengan tahun 2006, Sekolah Dasar di Provinsi Kepulauan Riau berjumlah 744 buah, murid 149.526 orang dan guru 7225 orang, dengan rasio murid terhadap guru 1 : 20 dan rasio murid terhadap sekolah 1 : 200.

 

Tabel. 15 Jumlah  Sekolah menurut Jenis Sekolah dan Kabupaten/Kota sampai dengan Tahun 2006

 

Kabupaten / Kota TK dan Sederajat SD dan Sederajat SMP dan Sederajat SMA dan Sederajat
2004 2005 2006 2004 2005 2006 2004 2005 2006 2004 2005 2006
Bintan 24 5 5 90 90 95 19 16 24 7 9 12
Batam 162 113 117 174 174 203 42 43 70 30 32 47
Karimun 26 31 31 126 137 137 27 26 35 14 18 21
Natuna 24 23 23 133 133 134 27 17 30 16 16 16
Tanjung

pinang

23 22 22 64 64 67 20 18 22 19 19 20
Lingga 9 9 10 108 108 108 14 12 19 8 8 7
Provinsi

Kepulauan Riau

268 203 208 695 706 744 149 132 200 94 102 123

 

Data statistik pendidikan menengah, terbatas pada SLTP dan SLTA di lingkungan Dinas Pendidikan Nasional saja. Pada tahun 2006 terdapat 200 unit SLTP dan 123 buah SMU, dengan jumlah murid SLTP 50.840 orang dan  SMU+SMK 34.170 orang. Sedangkan rasio murid terhadap guru SLTP sebesar 1 : 16 dan rasio murid terhadap guru SMU sebesar 1 : 13.

Tabel. 16 Jumlah Murid Sekolah menurut Jenis Sekolah dan Kabupaten/Kota sampai dengan Tahun 2006

 

Kabupate/

Kota

TK dan Sederajat SD dan Sederajat SMP dan Sederajat SMA dan Sederajat
2004 2005 2006 2004 2005 2006 2004 2005 2006 2004 2005 2006
Bintan 1209 764 374 14.691 14.867 15.025 4672 4864 5.050 2.128 2.376 2.606
Batam 11.118 10.544 9.477 52.752 57.946 61.523 8964 9748 18.396 11.624 11.957 12.243
Karimun 2.009 2.157 2.186 25.834 26.845 28.153 8.947 9.756 10.213 5.688 5.850 6.410
Natuna 978 967 975 13.390 13.748 13.592 3.857 4.057 4.660 2.957 3.057 3.177
Tanjung

pinang

1.510 1.484 1.475 19.614 20.587 20.522 8.947 10.857 9.396 7.752 7.705 7.697
Lingga 374 377 384 10.431 10.587 10.711 3261 3.196 3.125 1.933 1.958 2.037
Provinsi

Kepulauan Riau

1.7198  

16.293

 

 

14.871

 

196.712  

144.580

 

149.526 38.648 42.478 50.840 29.125 32.903 34.170

 

Tabel. 17 Jumlah Guru menurut Jenis Sekolah dan Kabupaten/Kota Tahun 2006

 

Kabupaten / Kota TK dan Sederajat SD dan Sederajat SMP dan Sederajat SMA dan Sederajat
2004 2005 2006 2004 2005 2006 2004 2005 2006 2004 2005 2006
Bintan 21 7 8 996 964 944 955 972 988 138 187 292
Batam 678 648 619 2126 1857 1617 809 957 1173 681 795 890
Karimun 106 137 152 1363 1436 1527 482 594 603 335 476 507
Natuna 100 176 187 989 904 1069 305 329 366 246 238 209
Tanjung

pinang

114 97 84 932 988 1106 451 462 477 583 559 539
Lingga 8 9 11 896 904 962 189 217 241 128 168 180
Provinsi

Kepulauan Riau

1393 1074 1061 7302 7053 7225 3002 3531 3148 3361 2423 2617

 

 

 

 

 

 

 

 

 

VI. KONDISI SOSIAL KEMASYARAKATAN PROV. KEPRI

 

Tabel 18

Desa Tertinggal di Provinsi Kepulauan Riau

No Kabupaten/Kota Desa Tertinggal
1 Kota Batam 18
2 Kota Tanjung Pinang 10
3 Kabupaten Bintan 31
4 Kabupaten Natuna 48
5 Kabupaten Lingga 37
6 Kabupaten Karimun 25
Jumlah Desa Tertingga di

Prop. Kepri

169

Sumber: Bappeda Prop. Kepri, 2006

 

 

Tabel 19.

Kondisi Tenaga Kerja dan Kemiskinan Prop. Kepri

 

No Kab/Kota Angka Partisipasi Tenaga Kerja (%) Pengangguran Terbuka (%) Pekerja sektor Informal (%) Garis Kemiskinan Jlh Penduduk Miskin (000)
1 Kep. Riau 60,5 10,1 48,1 165,178 49,3
2 Karimun 61,6 10,5 44,4 136,839 9,2
3 Natuna 60,5 17,2 83 116879 3,8
4 Lingga 0 0 0 0 0
5 Batam 77 10,1 24,1 224,045 25,2
6 Tanjung Pinang 0 0 0 0 0

Sumber : BPS Prov. Kepri (Data diolah Dinas Kependudukan dan Catatan

Sipil. Prop. Kepri)

 

 

 

 

 

 

VII. BEBERAPA INDIKATOR DI KAB/KOTA PROVINSI

KEPULAUAN RIAU

1. KOTA BATAM

.:: INDIKATOR EKONOMI KOTA BATAM ::.

 

Indikator Remarks 2006 2005 2004 2003 2002
Investasi US$ Milyar 12.42 11.89 11.53 10.28 9.46
Investasi Pemerintah US$ Milyar 2.45 2.34 2.28 2.19 2.14
Investasi Asing US$ Milyar 4.47 4.08 3.81 3.63 3.62
Investasi Domestik US$ Milyar 5.50 5.47 5.44 4.46 3.70
Rasio Investasi Pemerintah & Swasta Perbandingan 1 : 4.07 1 : 4.1 1 : 4.06 1 : 3.7 1 : 3.4
Produk Domestik Regional Bruto Trilyun Rupiah 12.02 10.79 9.34 8.38
Tingkat Pertumbuhan Ekonomi Persen 7.60 8.28 7.73 7.01
Perusahaan Asing Perusahaan 894 813 750 688 611
Usaha Kecil & menengah Perusahaan 9.900 10,020 9,810 9,886 9,886
Penduduk Orang 713,960 685,787 591,253 562,661 533,521
Tenaga Kerja Indonesia Orang 252.667 221,391 221,163 185,095 170,192
Tenaga Kerja Asing Orang 3,464 2,988 3,097 2,747 2,517
Prosentasi Perbandingan jml Tenaga Kerja thd jml Penduduk Perbandingan 1 : 2.79 1 : 3.05 1 : 2.64 1 : 2.95 1 : 3.04
Pengiriman uang ke kampung halaman Milyar Rupiah 188.35 161.68 147.50 152.48 141.40
Penerimaan Pajak dari Batam Milyar Rupiah 1.544.86 1,233.70 1,033.52 923.01 873.20
Pendapatan Asli Daerah Milyar Rupiah 229.99 178.28 162.16 247.05 212.43
Eksport Non Migas US$ Milyar 3.869 4.83 4.07 3.91 3.87
Wisatawan Asing Pengunjung 1,012,711 1,043,418 1,527,131 1,285,192 1,101,048
Penerimaan dari Wisatawan US$ Juta 221.15 250.93 468.56 395.61 287,46
Jalan Beraspal Kilometer 1,154 1,154 1,154 1,144 1,079.50
Listrik Juta Watt 460.23 405 445 383 377
Air Minum Liter/Detik 2,185 2,185 2,185 1,760 1,760
Hotel Berbintang Hotel 43 38 48 47
Telepon Satuan Sambungan 111,768 117,768 98,690 52,877

 

 

2. KABUPATEN KARIMUN

Keadaan Sosial Budaya Kabupaten Karimun

No. Indikator
1. Penduduk (Jiwa) 205.438
2. Angkatan Kerja (Jiwa) 154.078
3. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja 1.455
4. Pengungguran Terbuka (Jiwa) 8.535
5. Rata-rata Lama Sekolah 7,8
6. Angka Melek Huruf 97,9
7. Human Development Index (HDI) 71,0
8. – Keluarga Miskin (Jiwa) 12.249
– Orang Miskin 36.747
9. Wisatawan Mancanegara (Jiwa) 229.460

Keadaan Makro Perekonomian Kabupaten Karimun

NO. Indikator
1. Nilai PDRB ADHKT (Juta Rp) 1.432.777,98
2. Nilai PDRB ADHB (Juta Rp) 2.055.961,52
3. Pertumbuhan Ekonomi (%) 5,05
4. PDRB Per Kapita (Juta Rp) 7,25
5. Nilai Investasi (Juta Rp) 19.010.008
6. Nilai Exspor (US $) 29.026.220,00
7. Kredit Investasi (Juta Rp) 25.090
8. Jumlah Perusahaan Besar / Sedang 12
9. Bank / Perusahaan Pembiyaan (unit) 17
10. Posisi Dana Simpanan (Juta Rp) 437.779

 

 

Potensi dan Investasi Pariwisata


Karimun pada saat ini merupakan daerah tujuan wisata dari negara – negara lain khususnya bagi masyarakat singapura dan Malaysia. Jumlah turis yang cukup besar ini memberikan peluang untuk dikembangkannya objek-objek wisata serta fasilitas wisata lainnya.

Sebagai daerah sebagai daerah tujuan wisata maka pariwisata merupakan peluang bisnis / usaha yang sangat baik untuk dikembangkan. Pemda Karimun akan menata sarana kepariwisataan yang dialokasikan diwilayah pantai sehingga menjadi zona pariwisata laut beserta sarana penunjang lainnya.

Obyek pariwisata yang potensial untuk dikembangkan adalah:

  • PANTAI PONGKAR
  • PANTAI PELAWAN
  • PANTAI LUBUK
  • PANTAI TELUNAS
  • AIR TERJUN
  • SUMBER AIR PANAS
Pantai Pongkar-P.Karimun Pantai Pelawan-P.Karimun Air Terjun-P.Karimun
Sumber Air Panas-P.Buru Pantai Lubuk-P.Kundur Pantai Telunas-P.Moro

 

Potensi dan Investasi Pertanian


Disamping memiliki lahan yang subur, 87% atau seluas 5469 km2 Kabupaten Karimun dikelilingi oleh laut, sehingga sangat potensial untuk pengembangan industri yang berbasis Perikanan. Sebagian hasil laut yang dihasilkan sangat mendukung untuk pengembangan peternakan guna kelangsungan pakan Ternak Itik di Kabupaten Karimun.

Kabupaten Karimun terdiri dari beberapa pulau yang diantaranya pulau Kundur. Pulau ini memiliki lahan yang subur sehingga potensi untuk dikembangkan sebagai daerah Perkebunan dan Pertanian.

Potensi Pengembangan Sektor Pertanian adalah :

  • PENGEMBANGAN USAHA PERKEBUNAN/ KEHUTANAN
  • PENGEMBANGAN USAHA TANAMAN PANGAN
  • PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN

Potensi dan Investasi Perikanan


Secara geografis Kabupaten Karimun berada pada posisi 00o50’25” LU, 01o10’30”, 03o-31-20” BB dan 102o-15’-15” BT mencakup wilayah seluas 7.984 Km2, terdiri dari wilayah daratan seluas 1.524 Km2 dan wilayah lautan seluas 6.420 Km2, serta berbatasan langsung dengan Selat Malaka, Selat Singapura dan Semenanjung Malaysia.Karena merupakan Wilayah Perairan, potensi sector perikanan memberikan suatu gambaran yang mencakup menjanjikan, bila sektor ini ditangani secara terancana dan terfokus.

Potensi Perikanan

  • Tingkat Produksi Perikanan laut mencapai 55.504 Ton periode Januari – Desember 2004 dan masih dapat ditingkatkan lagi apabila kelompok masyarakat nelayan kecil dibina, baik dari aspek peningkatan teknologi penangkapan maupun permodalan.
  • Potensi tambak Kabupaten Karimun ialah 1.530 Ha (teralisasi 27,5 Ha).
  • Potensi untuk Budidaya Keramba Jaring Apung (KJA) Kabupaten Karimun ialah 3.350 Kantong (terealisasi 567 Kantong).
  • Potensi untuk Keramba Jaring Tancap (KJT) Kabupaten Karimun ialah 2.200 Kantong (terealisasi 57 Kantong).
  • Potensi untuk Budidaya Rumput Laut Kabupaten Karimun ialah 392 Ha (terealisasi 187 Ha).
  • Potensi untuk Budidaya Kolam Air Tawar Kabupaten Karimun ialah 124 Ha (terealisasi 11 Ha).
  • Jumlah nelayan pemilik 4.523 jiwa sedangkan jumlah nelayan buruh 13.348 jiwa

Potensi dan Investasi Industri


Untuk menopang relokasi industri menengah – besar dari Singapura, kabupaten Karimun telah mengembangkan kawasan industri galangan kapal, industri pengalengan minuman, air mineral, industri pembuatan tepung ikan dan lain sebagainya.

Kabupaten Karimun terdiri dari beberapa pulau yang diantaranya pulau kundur. Pulau ini memiliki lahan yang subur sehinga potensi untuk dikembangkan sebagai daerah perkebunan, pertanian dan perikanan maupun peternakan atau agrobisnis.

Kabupaten Karimun sebagai daerah perlintasan angkutan BBM global, angkutan Crude Oil dan Pipa Gas Maka Sangat Memungkinkan Pengembangan di Sektor Industri Seperti Industri Petro Kimia, dan industri penopang lainnya seperti Bunker Penampung Gas Alam Cair, Dermaga, Galangan Kapal, Garmen dan Tekstil, Funiture, Elektronik serta Industri lainnya.

Industri yang potensial untuk dikembangkan adalah:

  • INDUSTRI PERKAPALAN
  • INDUSTRY MANUFACTUR
  • INDUSTRI KONVEKSI
  • HOME INSDUSTRY
  • AGRO INDUSTRI

 

 

3. KABUPATEN LINGGA

 

Potensi Daerah Kabupaten Lingga

 

  • Sektor Pertanian: Tanaman Palawija & Holtikultura (Jagung, Ubi Kayu, Ubi Jalar, Talas, Kacang Tanah), Sayuran (Sawi, Kacang, Cabe, Terung, Ketimun, Kangkung, Bayam), Buah-buahan (Mangga, Rambutan, Nangka, Pepaya, Pisang, Nenas, Jeruk, Durian, Jambu, Sawo, Salak).
  • Perkebunan: Karet, Coklat, Kelapa, Cengkeh, Kopi, Gambir, Kelapa Sawit, Sagu.
  • Peternakan: Sapi, Kerbau, Kambing, Babi, Ayam Buras, Ayam Pedaging, Ayam Petelur, Itik.
  • Perikanan Laut.
  • Kehutanan
  • Potensi SDA lainnya: Batu, Granit, Timah, Pasir.
  • Wisata Hutan dan Panorama Alam Gn. Daik.
  • Cagar Budaya: Situs Arkeologi Sejarah Kerajaan Melayu di Daik dan sekitarnya.

 

4. KOTA TANJUNG PINANG

 

Potensi Kota Tanjungpinang terdiri dari perdagangan, industri, pariwisata, perikanan dan pertanian.    Jenis industri garmen dan perhotelan