Aku adalah nama yang tak disebut,
jejak yang dibersihkan dari trotoar malam.
Tubuhku disewa, jiwaku tak pernah dibeli,
dan cintaku, entah sejak kapan,
tak lagi punya tempat untuk singgah.

Orang bilang aku dosa yang berjalan,
padahal aku cuma perempuan
yang dilahirkan dalam salah tempat,
dan ditinggalkan oleh semua pilihan.

Mereka menyebutku najis,
padahal tangan-tangan mereka
pernah menggenggamku tanpa malu.
Mereka menuding dari balik kaca mobil gelap,
meninggalkan uang, lalu meludahi harga diriku.

Di setiap dini hari yang dingin,
aku bukan lagi manusia,
hanya siluet yang dihitung kasarnya,
tapi tak pernah ditanya lukanya.

Aku pernah punya mimpi:
tentang rumah yang tak dikunci,
tentang anak yang memanggil “ibu”
tanpa rasa malu.
Tapi mimpiku hilang,
ditelan kenyataan yang tak pernah memihak.

Aku bukan pilihan,
aku adalah sisa dari pilihan-pilihan orang lain.
Dan meski mereka hapus namaku
dari daftar warga yang pantas hidup,
ratapku tetap menggema
di antara lampu jalan yang bosan menyala.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

CAPTCHA ImageChange Image

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.