Cinta adalah api yang tak terlihat,
hangatnya menghidupkan, kadang membakar diam-diam.
Ia lahir tanpa aba-aba,
tumbuh dalam ruang yang bahkan tak punya nama.

Pecinta adalah peziarah sunyi,
yang rela menempuh jarak tanpa jaminan kembali.
Ia berjalan membawa hati yang rapuh,
dengan harapan, walau kadang luka yang lebih dahulu menyambut.

Mencintai adalah memberi tanpa angka,
tanpa timbangan, tanpa mengharap balasan sempurna.
Ia adalah doa yang disampaikan lewat tatapan,
dan keberanian untuk tetap tinggal meski tak ditanya.

Dicintai adalah anugerah yang tak bisa diminta,
datang seperti hujan yang tak bisa dipaksa.
Kadang kita tahu saat ia tiba,
kadang kita buta, dan baru sadar saat ia telah tiada.

Cinta itu jalan yang tak selalu seimbang:
ada yang mencintai tapi tak dicintai,
ada yang dicintai tapi tak mampu membalas,
dan ada yang hanya diam, karena terlalu takut untuk menyentuh rasa.

Namun di sanalah keindahannya tinggal,
pada keberanian untuk tetap mencintai meski tak sempurna,
pada keikhlasan melepaskan meski masih ingin menggenggam,
dan pada syukur, saat dua hati akhirnya saling memandang.

Cinta bukan hanya tentang milik,
tetapi tentang menjadi:
menjadi tempat pulang, menjadi doa dalam diam,
menjadi cahaya di saat dunia terasa suram.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

CAPTCHA ImageChange Image

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.