Manusia berdiri,
bukan lagi sebagai Dasein yang menanya keberadaannya,
melainkan sebagai data,
dalam jaringan yang tak mengenal hening.
Di bawah naungan Gestell,
dunia bukan lagi tempat berdiam,
melainkan stok cadangan—
hutan jadi papan, waktu jadi komoditas.
Teknologi bukan sekadar alat,
ia adalah cara dunia menyingkap dirinya kini:
segalanya dikemas, dikontrol,
dijinakkan demi efisiensi tanpa makna.
Kita menyangka bebas,
padahal kita dikungkung dalam bingkai
yang menyulap segala yang hidup
menjadi fungsi produksi.
Kita menyebut ini kemajuan,
Heidegger menyebutnya bahaya:
karena ketika segala jadi objek,
subjek pun lenyap dari cermin.
Kemanusiaan tercabut dari thrownness-nya,
tak lagi bertanya,
“Kenapa aku di sini?”
melainkan sibuk mencari koneksi tercepat.
Apakah kita masih berada—atau hanya hadir?
Apakah dunia masih hadir bagi kita—atau sekadar tersedia?
Apakah puisi masih mungkin
di dunia yang hanya mengukur dan mempercepat?
Namun justru di tengah bahaya,
kata Heidegger,
terletak kemungkinan keselamatan:
kembali diam, merenung, menunggu kebenaran menyingkap.
Catatan : Gestell: Cara berpikir dalam teknologi modern yang “membingkai” segala hal agar dapat dikuasai dan dimanfaatkan. Dasein: Konsep Heidegger tentang manusia sebagai makhluk yang sadar akan keberadaannya. Thrownness (Geworfenheit): Perasaan bahwa kita “dilempar” ke dunia tanpa memilih, dan harus menemukan makna sendiri. Bahaya (die Gefahr): Dalam teknologi modern, bahaya terbesar adalah saat kita tak lagi melihat dunia sebagai sesuatu yang memiliki makna, hanya sebagai sarana.