BETAPA AMBIGUNYA…

SAVE NKRI..NKRI HARGA MATI…kalimat itu yang kulihat pada poster di depan rumahmu dan di jalan2 dengan gambar wajahmu yang mengumbar senyum…Asal tahu aja NKRI bukan hanya sekedar entitas Politik yang diusung oleh partai mu. NKRI adalah persoalan multidimensi yang melibatkan ekonomi yang adil dan merata, keamanan penduduk, lingkungan yang terjaga, hukum yang berdaulat dan pemerintahan yang berwibawa dan bermartabat

Aku Heran, bagaimana ambigunya dirimu, dengan Enteng kau geber Mobil Rubicon terbarumu. kau pakai jam mahal seven Friday, sepatu Bally mu licin mengkilat serta kemeja armani yang tampak mentereng. Lalu kau sarapan pagi hotdog dan american breakfast lannya dan menyeruput latte di sebuah gerai MNC yang kerap kau caci maki hanya agar dirimu dijuluki tokoh anti neoliberalisme….

Dilain waktu didepan para pelajar, Ibu-ibu Rumah tangga dan tukang loak, kau berkoar-koar “pakailah sepatu cibaduyut, pakailah batik, pakailah ulos, pakailah Songket, pakailah blangkon dll serta kau berteriak kencang “cintailah produk dalam negeri” dan ingat, waktu dulu kampanye waktu pemilu, kau menyarankan orang utk makan tempe dan tahu, makan-makanan tradisonal lainnya

Bung.!!..kau pasti tahu, berapa banyak rakyat yang terpaksa menjadi pekerja kasar di luar negeri, yang terkadang disiksa tanpa ada pembelaan dari negaranya, berapa banyak rakyat yang tergusur dari apa yang mereka sebut rumah (kalau kau menyebut kandang !!), berapa banyak rakyat yang menangis ketika dewi keadilan menzalim mereka dan merampas harta2 mereka yang tak seberapa (dan kau sebut itu sampah!!).

Bung, ingatlah..tak ada Demokrasi dan Nasionalisme yang menggebu dan patriotik kalau perut lapar, tak ada tempat tinggal, dihujan ketidakadilan dari bangsa sendiri. tentu bung pernah membaca bagaimana digdaya nya para kamerad-kamerad di Rusia sana dalam mengembangkan imperium nasionalisme Soviet Rusia, yang pada tahun 1980-an hancur lebur. Federasi Soviet Rusia bukan hancur karena kehebatan Kapitalisme Barat, bukan karena desakan PBB ataupun takut pada uni eropa, tapi mereka hancur oleh rakyatnya sendiri, karena rakyat butuh makan, kebebasan, bebas dari rasa takut dan teror aparat

Percaya sama saya bung, Negara ini harus mengutamakan kesejahteraan rakyatnya dahulu, baru bung boleh jumawa berpolitik ria seenak udelmu.

kini kau paksa rakyat agar patuh pada negara dalam ikatan kesatuan Republik, kau ajak mereka lapar, kau ajak mereka menderita dan tertindas, karena kau dengungkan bahwa nasionalisme harus berkorban, baik tenaga, darah dan airmata bahkan bila perlu nyawa. Ironisnya kau sendiri, tertawa dan terbahak-bahak kekenyangan sembari bercengkerama dengan pebisnis internasional untuk menawarkan usaha-usaha besar dan strategis yang seharusnya keuntungannya untuk rakyat, yang bahkan kau embat bersama komprador-komprador partaimu dan aliansi partaimu.

Bung ..belajarlah dari sejarah bangsa, Rakyat yang kelaparan dan menderita, tak akan peduli dengan ocehanmu tentang Nasionalisme dan demokrasi yang kau jual itu….cam kan itu !!!

Bung..!!, sadarlah…